Bahan bacaan: Kejadian 40:14
Sebuah kelegaan dan suka cita mengawali hari, ketika kita masih bangun di pagi hari. Karena, itu bukti bahwa Tuhan tetap menemani kita dengan setia. Perlindungan-Nya kita bisa melewati malam. Semoga demikian juga dengan orang yang spesial dan kita kasihi. Puji Tuhan. Selamat pagi Saudara-saudaraku yang baik.
Firman Tuhan yang jadi titik tolak refleksi kita, “Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.”
Kejadian 40:14
Saudaraku, proses tolong-menolong merupakan ciri utama kehidupan. Hari ini, Anda dan saya bisa jadi menolong orang lain. Khususnya, individu atau kelompok yang membutuhkan bantuan kita. Bisa berbentuk nasihat, fasilitas atau material. Hal demikian, tergantung pada apa yang dibutuhkan. Seiring dengan apa yang kita miliki.
Dan setiap manusia dapat dipastikan suka berganti posisi dan peran. Hari ini, kita berada posisi menolong orang lain. Pada kesempatan lain, giliran kita yang membutuhkan dan mendapat pertolongan orang lain. Tukar posisi menunjukkan siapapun tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya oleh diri sendiri. Kita punya keterbatasan.
Yusuf, saat dijebloskan penjara karena dituduh mengganggu istri tuannya, Potifar. Padahal dalam kasus ini, Yusuf berada sebagai orang yang diajak mengkhianati kesetiaan perkawinan nyonya majikannya. Namun, ia menolak ajakan itu. Berakibat Yusuf jadi korban fitnah. Ternyata saat di balik jeruji besi itu, di sana di tempat tahanan yang sama bertemu mantan juru minuman raja.
Pertemuan ini, menjadikan mereka mengenal satu sama lain. Sampai suatu ketika, mukanya muram. Perasaan itu muncul lantaran ada pergumulan yang tak terpecahkan. Ia punya mimpi, sayang tak tahu apa arti mimpi itu. Dari situ, dengan pertolongan Tuhan, Yusuf mampu memecahkan arti mimpi. Bahkan pesan mimpi itu membawa suka cita. Karena ada pemulihan nama baik. Dan pegawai Firaun itu, dalam 3 hari, akan kembali pada posisi dan jabatan terhormat semula.
Saudaraku, dengan itu Yusuf telah menolong orang itu. Setelah itu, Yusuf yang meminta tolong agar dengan modal koneksinya, pegawai Firaun mau menceritakan kasusnya kepada Firaun tahu bahwa ada Yusuf yang mendekam dalam sel disebabkan fitnah tak berdasar. Kini, Yusuf yang memerlukan bantuan orang lain.
Saudaraku, jiwa yang saling tolong menolong adalah terpuji. Dan sekaligus, mengingatkan kita bahwa kodrat manusia harus seperti itu. Tidak ada manusia yang terus menolong. Tidak ada dan tidak mampu. Secara realistis tidak mungkin. Orang berasumsi bahwa dia selalu menolong dan tidak butuh pertolongan orang lain, tengah menjalani kebohongan besar. Sekaligus kesombongan tidak berdasar.
Begitupun, jika ada orang yang hanya ingin selalu pada posisi ditolong, orang demikian tidak menghargai apa yang dimiliki. Sekaligus melupakan bahwa Tuhan melengkapi hidupnya agar mampu menolong. Bisa berbentuk pengalaman, pengetahuan, kerajinan, atau apa yang biasa kita sebut berkat. Orang yang cuma mau menerima dan tidak mau memberi pertolongan, tipe manusia demikian melupakan berkat Tuhan yang dimiliknya.
Di tengah pekan ini, jika posisi kita dimintai menjadi penolong, lakukanlah itu tanpa ragu. Sebaliknya, ternyata kita tengah butuh pertolongan sampaikan itu tanpa ragu. Firaun tidak tahu Yusuf butuh pertolongan jika pegawainya tidak menyampaikan. Begitupun, pegawai Firaun tidak bercerita tuannya, jika Yusuf tidak mengajukan permohonan untuk dibantu.
Tapi, jangan peminta-minta. Karena enak pada posisi ditolong, jadi lebih kecanduan minta ditolong. Padahal, setiap orang harus mau menolong juga. Ingatlah, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.”.
Tuhan, mampukan kami untuk saling memberi dan menerima, sehingga dalam hidup bersama kami saling mengisi dan menguatkan.
Kami berdoa buat yang bergumul dengan kesulitan. Berilah jalan keluar. Dan jadikan kami alat di tangan-Mu buat meringankan mereka. Semua doa ini kami panjatkan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.