Oleh Pdt. Supriatno
Bahan: 1 Petrus 3:17
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Tuhan itu Maha baik, Ia telah menemani kita melalui malam dan kita menikmati istirahat dengan selamat. Puji Tuhan.
Firman Tuhan hari ini, “Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.”
1 Petrus 3:17
Saudaraku, kita tentu tidak ingin menderita. Doa kita, agar kiranya bahagialah yang merupakan situasi yang dianugerahkan Tuhan atas kita. Begitu pula, sebagai orang beriman yang diasuh ajaran untuk mengasihi sesama. Kita berdoa agar sesama kita berbahagia. Tidak sedikit orang beriman yang gigih memperjuangkan orang lain supaya mencapai kebahagiaan. Meski untuk itu, ia harus mengalami penderitaan.
Kita pasti kenal bunda Theresia. Seorang suster katolik yang semasa hidupnya dihabiskan hanya untuk mendatangkan kebahagiaan. Suatu ketika ia merawat seorang papa di pinggir jalan. Tubuh pria dengan pakaian lusuh dan bau. Lemah dan tidak berdaya. Bunda Theresia memeluk dan membersihkannya dengan telaten serta kasih. Pria itu berkata bahwa semula ia merasa hidup di dunia tidak ada kebahagiaan. Karena sepanjang hidupnya, ia hidup miskin. Ia tidak kenal makanan enak dan berlimpah, busana indah dan perhatian tulus dari sesama. Namun, hari itu kesimpulannya dikoreksi. Ternyata dengan perlakuan bunda Theresia atasnya, ia merasakan bahwa di dunia ada kebahagiaan.
Lalu, buat bunda Theresia sendiri? Oh, dia yang sudah berbuat baik bukan berarti hidupnya nyaman. Tidak semua orang mengapresiasinya. Orang Beragama fanatik memandang tindakannya dengan penuh curiga. Ada yang nyinyir atas karyanya. Salah satu komentar pedas yang tertuju kepada bunda Theresia adalah perbuatannya percuma. Tiada guna. Tindakannya bagaikan membuang garam ke air laut. Tidak berasa. Pendeknya, bunda Theresia harus menghadapi ucapan, komentar, kritik yang tidak menyamankan hati. Ia harus berkorban demi kebahagiaan orang lain.
Saudaraku, pengorbanan senantiasa mengandung unsur penderitaan di dalamnya. Tapi, itu tidak boleh menghentikan niat dan aksi kebaikan. Saat ini, contoh yang paling tepat adalah para dokter, perawat dan tenaga non medis. Betapa melelahkan jam kerja mereka, khususnya mereka yang berada di lini depan merawat dan mengobati pasien positif Covid-19.
Dengan mengenakan baju APD (Alat Pelindung Diri), yang tak nyaman tapi mau tidak mau mereka harus kenakan demi keamanan. Mereka berjuang demi kesembuhan dan keselamatan pasien. Pasien yang sembuh bisa senyum, demikian pula keluarganya.
Sementara itu, para pekerja kesehatan itu sendiri ada yang terpapar, bahkan harus kehilangan nyawa. Tidak heran, waktu China telah berhasil mengatasi pandemik covid-19. Rakyat begitu antusias mengelu-elukan para tenaga kesehatan. Rakyat tahu, betapa berat konsekuensi tugas mereka mendatangkan kebaikan.
Saudaraku, berbuat baik dan membahagiakan orang lain, ternyata membawa konsekuensi. Pengalaman buruk datang tanpa diundang. Dikritik, disindir, bahkan bisa sampai hal yang mengancam jiwa. Meski demikian, itu semua tidak boleh mengurungkan niat, rencana dan perbuatan baik. Kata firman Tuhan, lebih baik menderita karena berbuat baik, daripada menderita karena berbuat jahat.
Itu tantangan yang musti dihadapi. Itu ujian yang harus dilewati. Sekaligus menguji, keseriusan kita berbuat baik. Jika kita sungguh-sungguh berbuat baik, apa pun yang mencoba-coba menghalangi, kita tidak gentar. Jalan terus. Panggilan kasih kristiani yang diberlakukan tetap dinyatakan walau untuk itu harus berkorban.
Kita berdoa, Tuhan, ajar dan kuatkan tekad kami untuk membahagiakan sesama kami, entah orang tua, passngan hidup, saudara, anak atau keponakan, pendeknya siapapun, kami mampukan berjalan terus walau ada rintangan yang mencoba menghalangi.
Kami membawa kepada-Mu, saudara-saudara kami yang sakit dan memerlukan masih memerlukan pengobatan. kiranya Tuhan yang memungkinkan kondisi stabil dan lebih baik dapat dimilikinya. Keluarga yang berdoa kepada-Mu dengarlah harapan terbaik mereka.
Kami bersyukur Tuhan bagi mereka telah bertambah usianya. Tuhan ini merupakan kebaikan-Mu atasnya. Suka cita, kesehatan dan sejahtera mengiringi usia yang baru. Kiranya keluarga merasakan kebahagiaan hari yang diberikan Tuhan.
Hari ini, perkenankan kami untuk mencecap kasih-Mu yang menguatkan dan melegakan hati kami. Jauhkan kami dari mara bahaya dan kecelakaan. Gada-Mu dan tongkat-Mu melindungi kami. Dalam nama Yesus, Tuhan kami, kabulkanlah dia kami. Amin.