Selamat pagi, bapak-ibu, Opa-oma, mas-mbak, Saudara-saudaraku yang baik. Pagi ini, kita memasuki hari terakhir 2020. Puji syukur, Allah tetap di samping kita memasuki akhir tahun ini. Dan kita patut memuji nama-Nya. Refleksi hari ini kita.diajak memaknai Tuhan yang peka.
Firman Tuhan hari ini, ”Lalu Yesus berhenti dan memanggil mereka. Ia berkata: “Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” (33) Jawab mereka: “Tuhan, supaya mata kami dapat melihat.” (34) Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.”
Matius 20:32
Saudaraku, orang yang peka dan perduli atas orang lain, ia punya kemauan mendengar suara harapan orang lain. Sesibuk apapun, ia akan berhenti dan membuka diri untuk pasang telinga. Demikianlah, yang dilakukan Yesus. Meski dalam perjalanan, perhatian-Nya atas orang buta tetap terbuka. Ia datang dan menghampiri mereka. Lalu, mengajukan pertanyaan apa keinginan mereka untuk diperbuat Yesus. Segera mereka mengutarakan keinginan terdalamnya, ingin melihat. Ya, sudah sekian lama mereka hidup dalam kegelapan. Mereka tidak punya pengalaman visual (penglihatan).
Sebagai kaum tuna netra, mereka punya kerinduan bisa menatap seperti apakah dunia ini jika dapat dilihat mata sendiri. Kegelapan selama ini menjadi rutinitas sehari-hari. Mereka ingin bebas dari kungkungan kegelapan. Yesus yang lewat merupakan kesempatan emas, di mana mereka bisa keluar dari penderitaan panjang selama ini. Peluang ini tidak boleh disia-siakan. Sekarang atau tidak sama sekali (it’s now or never).
Karena itu, mereka gigih berteriak. Yesus yang lewat merupakan kesempatan dan peluang emas. Hal itu musti dimanfaatkan maksimal. Tidak heran walau orang banyak menilai teriakan mereka mengganggu, mereka tidak perduli. Inilah waktu karunia Tuhan telah datang. Dan, gayung bersambut. Yesus peka dengan suara mereka. Yesus menghampiri, mendengar lalu mewujudkan impian yang telah lama bersemayam pada diri mereka. Kini, mimpi itu jadi kenyataan di tangan sosok yang perduli dan punya kuasa mewujudkannya. Sosok itu adalah Yesus, Tuhan kita.
Saudaraku, perjalanan kita setahun ini adalah perjalanan bersama Tuhan yang peka dan perduli atas suara kita. Terkadang kita berteriak, seperti dua orang buta itu. Kita meminta dengan penuh harap. Saat lain, kita berbisik dalam doa, Baik berteriak maupun berbisik, Tuhan berkenan mendengar suara harapan kita. Mimpi dan harapan kita memang bisa jadi ada yang belum jadi kenyataan. Tapi, siapa yang bisa menyangkali bahwa betapa banyak Tuhan telah mendengar dan menjawab teriakan dan bisikan suara harapan kita. Sampai di sini, ujung tahun ini Tuhan tetap perduli suara kita.
Maka, jika orang tua kita, anak-anak kita, pasangan hidup kita, saudara-saudara kita dan sesama pada umumnya, telah meneriakkan suara harapan mereka, dengarlah. Ketika mereka berbisik mengutarakan kebutuhan utama yang telah lama menggelisahkan mereka, bukalah telinga kita. Syukur dan puji Tuhan, jika setahun ini kita telah mempraktikkan kepekaan dan keperdulian kita.
Dunia sekarang adalah dunia yang riuh oleh suara. Banyak suara yang lemah dan hanya berupa bisikan, maka kita harus pasang telinga kita lebar-lebar. Suara demikian mendambakan ada hati yang peka dan jiwa perduli yang siap memperhatikan. Semoga di sanalah kita lewat. Lalu mau mendengar dan berjalan bersama mereka bangkit dari penjara keterbatasan.
Kita berdoa, “Tuhan kami bersyukur, Engkau peka dan perduli suara kami. Berilah kami hati dan kata-kata yang mencerminkan jiwa keperdulian kami, sehingga keluarga, teman, sesama kami menjadi semangat oleh karena mendengar ucapan kami yang penuh perhatian”.
Kami pun berdoa, Tuhan, ajar dan kuatkan tekad kami untuk membahagiakan sesama kami, entah orang tua, saudara, keluarga, istri/suami, anak atau siapapun. Kami ingin di 2021 berjalan terus di jalan Tuhan walau ada rintangan yang mencoba menghalangi.
“Kami bersyukur Tuhan bahwa hari ini saudara-saudara yang kami kasihi tiba di ujung tahun. Tuhan ini merupakan kebaikan-Mu atas mereka. Sepanjang tahun ini suka cita, kesehatan dan sejahtera mengiringi perjalanan. Anak-anak, para pemuda-remaja terus tumbuh dan berkembang. Para ibu-bapak semakin bijaksana dan terus setia. Kiranya keluarga mereka masing-masing merasakan kebahagiaan di hari terakhir 2020 ini yang merupakan pemberian Tuhan.
Hari ini, perkenankan kami untuk mencecap kasih-Mu yang menguatkan dan melegakan hati kami. Jauhkan kami dari mara bahaya dan kecelakaan di tahun 2021.
Dalam nama Yesus, Tuhan kami, kabulkanlah doa-doa kami. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno