Yakobus 5:9-11
Menunggu merupakan salah satu kegiatan yang paling tidak disukai dan dihindari oleh banyak orang. Mulai dari hal sepele seperti menunggu kendaraan umum, menunggu pesanan makanan datang, menunggu seseorang datang, hingga hal yang tidak sepele seperti menunggu jawaban Tuhan atas doa-doa yang senantiasa dipanjatkan atau menunggu jalan keluar yang Tuhan sediakan atas pergumulan atau penderitaan yang sedang dialami. Apalagi jika pergumulan atau penderitaan itu dialami dan dirasakan dalam kurun waktu yang tidak singkat, tentu menunggu jalan keluar dari Tuhan itu dirasa sangat menyiksa batin. Dengan kondisi demikian, tak jarang orang Kristen mengeluh, bersungut-sungut, putus asa dan frustrasi menunggu penderitaan itu usai.
Surat Yakobus menyinggung hal ini. Ia mengajak jemaat dan kita semua untuk terus bersabar. Kata sabar, bersabar menjadi aspek penekanan Yakobus dalam perikop ini. Ia menyebutkannya secara berulang. Artinya, bersabar menjadi kata kunci dalam menghadapi berbagai macam penderitaan meskipun sabar itu membosankan, melelahkan bahkan menyakitkan. Bersabar memang bukan hal yang mudah seperti mengucapkannya. Untuk itu Yakobus juga memberikan beberapa contoh teladan dalam hal kesabaran. Pertama ia mencontohkan kesabaran seorang petani. Kita semua tahu, satu hal yang sangat dinanti oleh seorang petani adalah dapat memeroleh hasil panen dari tanah yang diolahnya. Tidak ada yang lebih berharga dan membahagiakan bagi seorang petani selain memeroleh hasil panen yang baik dan melimpah. Namun tentu bukan hal yang mudah. Ia harus terus menjaga dan memelihara tanah olahannya agar tumbuh baik serta tidak diganggu oleh hama. Selain itu, ia harus terus berdoa agar diberikan cuaca yang baik dan yang paling penting ia harus sabar menunggu waktu panen tiba. Ia juga harus sabar jika ternyata hasil panennya tidak sesuai dengan harapan.
Yakobus juga memberikan contoh teladan dari kisah-kisah para nabi. Banyak nabi juga harus mengalami dan menghadapi penderitaan. Mereka menunjukkan kesabaran serta ketekunan yang luar biasa dalam menghadapi penderitaan. Pengalaman-pengalaman iman para nabi harus dapat menjadi penyemangat bagi jemaat Tuhan untuk sabar dan bertekun dalam menghadapi pergumulan. Secara spesifik Yakobus juga menyebut Ayub sebagai salah satu contoh teladan dalam menghadapi penderitaan. Bagi Yakobus, kesabaran dan ketekunan dalam menghadapi penderitaan akan mendatangkan kebahagiaan. Setidaknya itu yang dapat dilihat dari pengalaman para nabi yang ada. Untuk itulah Yakobus mengajak jemaat untuk terus bersabar dan bertekun dalam penderitaan.
Saat ini banyak umat manusia yang merasakan penderitaan akibat pandemi Covid-19. Virus ini menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Penderitaannya bisa berlapis-lapis dan luas. Sebagai umat Tuhan, kita diingatkan dan diharapkan untuk tetap dapat bersabar dan bertekun dalam situasi seperti ini. Melalui keteladanan dari para nabi kita bisa belajar menghadapi situasi sulit dengan sabar dan tekun. Mari kita mengingat juga apa yang Yakobus sampaikan bahwa Tuhan itu Maha Penyayang dan penuh belas kasihan. Ia tidak akan membiarkan kita menjalani penderitaan ini sendirian. Ia ada bersama dengan kita. (JPH)
Pertanyaan Pendalaman:
- Apakah pengalaman nyata tentang bersabar dan bertekun baik yang Saudara pernah alami atau pengalaman oranglain yang dapat menajdi contoh teladan bagi kita semua pada saat ini terkhusus dalam menghadapi kondisi sulit akibat pandemi Covid-19?
- Menurut Saudara bagaimana wujud konkret dalam bersabar dan bertekun di tengah kondisi tak menentu seperti saat ini? Apa yang bisa kita lakukan sebagai bagian dari Gereja Kristen Pasundan?