Cari Kerendahan Hati

Oleh Pdt. Supriatno

Bacaan: Zefanya 2:3

Selamat pagi, bapak-ibu, mas-mbak, eyang kung-eyang putri dan Saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, pagi yang baru kita masuki. Semoga tidur dan istirahat malam menyegarkan kita. Kiranya kita bisa melihat dan mengalami kasih Tuhan di sepanjang hari ini.

Firman Tuhan untuk direnungkan, “Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN.”

Zefanya 2:3

Saudaraku, ada benda yang digolongkan benda keras, pun ada pula yang lembek atau lembut. Material seperti besi, baja, batu, tentu saja termasuk yang keras. Sedangkan nasi, buah-buahan, dimasukan ke golongan benda-benda yang lembut. Sesuai karakternya, maka benda yang keras itu tidak gampang dibentuk.

Jika seseorang akan membuat pisau dengan bahan dasar besi atau baja, proses pembuatannya tidak mudah. Besi harus dibakar pada derajat kepanasan yang tinggi, sampai memperlihatkan warna merah membara. Lalu ditempa atau dipukul berkali-kali agar membentuk benda yang diinginkan. Membuat pisau dari benda keras, membutuhkan kerja keras. Peluh mengucur. Tenaga terkuras.

Lain halnya, benda yang lembek, lembut atau lunak. Buah, nasi atau benda apapun yang masuk benda lembut, mudah sekali kita mengolah atau membentuknya. Ingin membuat juice dari buah-buahan tidak perlu berkeringat dan menguras tenaga. Pakai alat blender, masukan buah-buahan, seperti: mangga, alpukat, strawberry. Tunggu dalam beberapa menit saja. Dalam hitungan waktu yang singkat itu, telah berubah bentuk buah-buahan tersebut. Simpel.

Saudaraku, hati manusia itu tergolong benda lembut atau keras? Orang bisa bilang lembut. Itu benar sekali jika melihat sisi materialnya. Pasti kita sudah melihat hati atau jantung ayam atau sapi. Seperti itu materialnya, benda yang lembek. Namun, ketika hati yang dimaksud merujuk atau menyangkut watak, mental dan sikap. Nah, ternyata bisa keras dan bisa juga lembut.

Ketika ada seseorang yang sulit dinasihati. Bandel. Nasihat seolah-olah tidak digubris. Maka penilaian yang muncul “hatinya keras”. Anda tentu pernah bertemu, atau malah kenal dengan orang seperti itu. Hatinya keras sehingga sangat tertutup atas masukan positif dari orang lain. Sifat atau wataknya susah berubah.

Lain halnya dengan orang yang jika bicara maka pilihan katanya sangat terpilih. Ia tidak mau ucapannya menyinggung, apalagi melukai teman bicaranya. Suara bicaranya pun halus. Enak komunikasinya. Menghargai pendapat orang lain, dan welcome untuk berubah dan membaharui diri. Orang akan memberi label orang demikian sebagai orang yang “lembut hatinya”.

Saudaraku, firman Tuhan menawarkan kita untuk melihat sisi yang menarik. Di luar kebiasaan. Apa itu? Pada umumnya, orang yang punya hati yang keras untuk diubah. Hati yang keras adalah punya sifat tinggi hati. Sombong. Angkuh. Mereka yang jadi sasaran untuk bertobat. Seumpama kesehatan, orang yang hatinya keras yang butuh obat. Sehingga hati yang keras berubah menjadi orang yang lembut. Terbuka dengan nasihat, terlebih nasihat bersumber dari firman Tuhan. Kali ini tidak seperti yang kita pahami. Sekaligus tidak seperti asumsi pada umumnya.

Orang yang rendah hatilah yang diminta untuk makin rendah hati. Diminta mencari Allah. Bukannya mereka yang keras dan sombong. Mengapa? Hal ini disebabkan, orang rendah hati itulah yang mudah diubah, diatur untuk berubah menjadi lebih baik. Orang rendah hatilah yang selalu bersedia mendengar, terbuka dan menerima nasihat. Ya, orang seperti itulah, yang mau berubah dan membaharui diri.

Saudaraku, mengisi hari ini, hendaknya kita tidak mengeraskan hati. Bagaimanapun, dengan kita mengambil posisi untuk menjadi orang yang rendah hati, kita bisa lebih kaya melihat kenyataan hidup. Lebih welcome atas suara kebenaran Tuhan.

Karena itu kita marilah terbuka atas ide, cerita, kesaksian, pengetahuan positif yang datang dari luar. Dan yang datang dari luar itu, akan menjadi wawasan hidup kita bertambah lagi dan bertambah lagi. Orang yang rendah hati bagaikan gelas yang belum terisi penuh. Sehingga mau ditambah lagi dan ditambah lagi. Dan kata firman Tuhan, Allah tidak memurkai orang yang rendah hati. Justru Allah mengapresiasinya.

Tuhan, hari demi hari berlalu. Kiranya Tangan tuntunan-Mu tetap bersama kami. Secara khusus, berikan saudara-saudara kami yang terkena dampak Covid-19. Mereka yang sumber pendapatannya berkurang, bahkan ada yang terhenti penghasilannya. Kuatkan mereka. karuniakan rasa sabar dan terus berupaya mendapat jalan pemecahan.

Kiranya kami semua bisa beraktivitas di hari Selasa ini, dengan semangat dan dijiwai rasa syukur. Dalam Kristus, kami berdoa. Amin.