Yehezkiel 36:26-27
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya.”
Pada umumnya, kita sering menyamakan perasaan dengan hati. Orang yang tidak punya perasaan, disebut dengan orang yang tidak punya hati. Jika perasaan seseorang itu teguh, maka kita menyebutnya kuat hati. Begitu pula ketika ada yang mengatakan: ”kamu keras hati”, “hatimu sudah membeku”. Itu bisa berarti, orang tersebut menutup kesadarannya untuk berubah padahal sudah berkali-kali diingatkan atau dinasehati.
Dalam Yehezkiel 36:26-27 disinggung tentang hati yang keras. Siapa yang memiliki hati yang keras? Umat Allah. Mengapa mereka mengeraskan hati? Mereka tidak patuh dan tidak setia kepada Allah. Mereka sudah berkali-kali diingatkan, tetapi mereka lebih mendengar perkataan dari nabi-nabi palsu. Apa yang terjadi ketika umat Allah mengeraskan hati? Mereka diserang oleh bangsa asing, kalah, dan dibuang. Mereka menderita dan hancur.
Namun, Allah itu baik. Ia menjanjikan adanya pemulihan. Pertama-tama adalah pemulihan hati. Hati yang keras itu diubah menjadi hati yang taat. Dengan memiliki hati yang taat, memunculkan keadaan batin yang mendorong manusia untuk melakukan perintah Allah. Setelah itu barulah Allah mengubah situasi dan keadaan, yang disebut sebagai: Zaman Baru.
Ternyata Allah memperhatikan hati manusia, perasaan kita. Kitab Yehezkiel secara khusus menunjukkan kehancuran umat Allah yang disebabkan hati yang keras, karena mereka meninggalkan Allah. Hal ini menjadi sebuah pembelajaran bagi kita yaitu hati yang keras membawa kehancuran hidup.
Firman Allah mengingatkan kita kembali supaya tidak mengeraskan hati. Mulailah belajar untuk membuka hati, terutama membuka hati terhadap kehendak Allah. Hati yang sudah mengeras tidak bisa diobati, maka Allah memberikan hati yang baru. Hati yang lama tidak lagi berfungsi secara baik atau sudah rusak, mengeras bahkan membatu. Tidak ada lagi perasaan terhadap Allah. Dengan kasih setia-Nya, Allah menyediakan hati yang baru. Hati yang terbuka terhadap perubahan, hati yang patuh dan setia, hati yang tertuju hanya kepada Allah. Hati yang berdoa, hati yang beribadah.
Jangan keraskan hatimu hari ini. Pada hati yang keras, tidak ada masa depan. Sebaliknya, hati yang baru akan mengubah segalanya menjadi baik. (YHY)
Pertanyaan Pendalaman:
- Apa yang menjadi penyebab seseorang memiliki hati yang keras?
- Bagaimana caranya supaya memiliki hati yang baru?