Kejadian 3:8-9
Surrender to what is. Let go of what was. Have faith in what will be.
Berserah atas apa yang terjadi saat ini, menerima/melepaskan apa yang terjadi dimasa lalu, dan berimanlah atas apa yang akan terjadi di masa yang akan datang merupakan suatu kesadaran yang perlu dimiliki oleh setiap manusia. Sonia Ricotti yang mengemukakan pemaknaan itu meyakini bahwa setiap pengalaman dalam kehidupan manusia selalu memiliki makna, entah dipahaminya secara langsung, atau dipahaminya melalui perenungan dan pencarian. Bukankah kehidupan setiap kita pun demikian?
Teks Kejadian 3:8-9 ini menjelaskan tentang peristiwa dimana TUHAN sedang menapaki langkah dan berjalan-jalan di taman eden untuk mencari Adam & Hawa yang sedang bersembunyi oleh karena kesadaran mereka atas kesalahan yang mereka lakukan. Yang menarik adalah, dalam proses peringatan atas peristiwa kesalahan yang terjadi, TUHAN melakukan tindakan untuk mencari Adam dan Hawa untuk mendengar kisah mereka terhadap peristiwa kesalahan yang terjadi.
Melalui peristiwa tersebut ada suatu makna yang menarik dalam sebuah studi tafsir perjanjian lama, bahwa sebelum TUHAN melakukan penghukuman, TUHAN melakukan sebuah tindakan untuk mencari dan berdialog dengan Adam dan Hawa dengan tujuan agar Adam dan Hawa bersama TUHAN melakukan analisa atas tindakan kesalahannya. Hal ini memiliki makna, agar Adam dan Hawa sebagai manusia memahami tindakan kesalahannya, menyadari bahwa kesalahan itu muncul atas ketidakmampuan untuk menahan diri, serta mereka menyadari bahwa tindakan kesalahan memiliki konsekuensi. Dalam hal ini konsekuensi atas kesalahan yang dilakukan membuat mereka harus keluar dari taman eden, tetapi tidak dibiarkan sendirian. Walaupun mereka harus keluar, tetapi penyertaan TUHAN tidak terputus atas mereka. Mereka memilih untuk hidup dengan “pengetahuan”, maka konsekuensinya adalah mereka harus belajar untuk bertahan hidup dan menggunakan “pengetahuan” yang mereka miliki.
Jika kita merefleksikan peristiwa adam dan hawa ini bukankah kehidupan kita pun pernah mengalami hal demikian, belajar dari pengalaman dan melangkah kembali dalam pengharapan akan penyertaan TUHAN? Disinilah letak jejak langkah TUHAN mengingatkan dan membangun kita. Yaaa, jejak langkahnya melalui pengalaman hidup kita, melalui setiap doa-doa kita, melalui setiap perenungan kita dalam mencari maksud TUHAN. Sehingga apa yang terjadi melalui tindakan kita dan berujung pada peristiwa yang buruk tidak selalu membuat kita putus asa, tetapi didalam iman justru membangun kesadaran kita bahwa ada sebuah pembelajaran, dan bukti bahwa TUHAN tetap terus hadir dalam kehidupan kita.
Jadi, seburuk apapun hidup kita saat ini, sesakit apapun perasaan kita sekarang ini, sehancur apapun pengalaman hidup kita sekarang ini, tetaplah percaya dan beriman pada TUHAN. Karena melalui iman itulah kita mampu menemukan sebuah makna indah yang menyadarkan kita, bahwa sebetulnya kita sedang dibentuk dalam rancangan damai sejahtera TUHAN. Tetaplah percaya dan berdoa, karena melaluinya TUHAN memakai hidup kita menjadi berkat. Tuhan Yesus Memberkati
Pertanyaan Pendalaman:
- Pengalaman seperti apa yang pernah dialami dan disadari sebagai sebuah peristiwa hidup yang memberi pembelajaran?
- Bagaimana perasaan kita Ketika sekarang mengingat/melihat Kembali pengalaman yang memberi pembelajaran itu?