Pdt. Supriatno
Selamat pagi, ibu-bapak, eyang kung, eyang putri dan saudaraku yang baik. Betapa indahnya hidup saat Tuhan selalu mendampingi kita. Laksana anak burung rajawali berada di bawah sayap ibunya. Puji Tuhan..
Bacaan kita hari ini, ”Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”
Mikha 5:1
Saudaraku. Kegandrungan atau keinginan manusia sangat kuat pada hal yang besar. Terlebih berkaitan dengan asal dan tempat tinggal. Hal ini dengan mudah dapat kita temukan saat berlangsung perkenalan dua orang yang pertama kali bertemu. Maka ketika memperkenalkankan diri disebutlah kota besarnya.
“Bapak dari mana asalnya?”, “Oh, saya dari Solo“ Di Solonya, di daerah mana?” “ Saya berasal dari Wonogiri“ Di jalan apa di kota Wonogiri?” “Saya dari Wonogiri masih jauh, tepatnya Baturetno”.
Hal itu sebagai ilustrasi. Bagaimana untuk memperkenalkan asal-usul, kota besarlah yang disebut mula-mula. Hal ini mungkin disebabkan menyebut kota besarnya lebih dikenal dan membanggakan. Kota besar mewaikili citra kemajuan dan kemakmuran. Kota besar lebih besar membawa seseorang lebih percaya diri. Ini juga yang kadang membuat orang kurang memperhatikan yang kecil.
Bagaimana dengan Betlehem? Ini nama kota kecil. Seukuran desa jika mau dibandingkan. Yerusalem berkali-kali lipat lebih besar pamornya. Yerusalem merupakan kota terbesar. Pusat keagamaan. Setiap tahun ratusan ribu orang merayakan berbagai hari keagamaan. Di sana juga para petinggi kerajaan dan agama tinggal.
Tentunya, orang pun akan lebih bangga dan percaya diri, menyebut dirinya berasal dari Yerusalem ketimbang Betlehem. Kota Yerusalem banyak tamu dan peziarah. Berbeda dengan Betlehem, kota sepi dan kecil. Pesona keindahan kotanya tidak ada. Dia hanya punya makna kata kotanya sebagai gudang roti. Kalaupun hendak dicatat sebagai kota kecil yang menyimpan pesona, di kota itulah Daud lahir. Sekaligus di kota itulah ia dinobatkan sebagai raja oleh Samuel. Itulah catatan sejarah yang dimilikinya.
Saudaraku. Walaupun di mata manusia kecil, lalu kecil juga di mata Tuhan? Memang betul, popularitas Betlehem kalah jauh dari Yerusalem atau kota Samaria. Ternyata, nubuatan nabi Mikha mengangkat derajad kota kecil itu. Betlehemlah yang dipilih Allah di mana akan bangkit seorang yang memerintah Israel. Dan jika itu merujuk kepada kelahiran Yesus, maka tidak cuma memerintah Israel tetapi seluruh bumi. Meski memerintah bukan seperti pemerintahan bersifat kenegaraan. Melainkan memerintah di hati manusia yang percaya kepada-Nya. Yang membawa kesejahteraan melampaui hal material semata-mata, tetapi shalom. Kesejahteraan yang lengkap dan utuh. Lahir dan batin. Jasmani maupun rohani. Kini dan setelah kehidupan di bumi ini. Tanda bahwa Allah memperhatikan yang kecil.
Pagi ini, kita diingatkan agar tidak menyepelekan hal-hal kecil. Kita diajak memperhatikan yang kecil. Dalam meraih dan meniti keberhasilan, banyak yang memulai dari hal kecil. Hal kecil dihargai karena kelak bisa mengangkat ke level yang lebih besar. Termasuk kejatuhan seseorang bisa dari hal kecil. Orang tersandung bukan oleh batu besar sebesar kerbau, melainkan disebabkan batu kecil. Untuk membahagiakan keluarga tidak harus selalu mengguyur mereka dengan membelikan barang-barang mahal dan berharga. Sapaan pagi yang lembut. Senyuman disertai wajah cerah yang tulus. Pelukan hangat tanda kasih sayang. Itu semua hal kecil. Tidak berbayar dan tidak menuntut tenaga. Namun, hanya bisa lahir dari kesadaran bahwa hal kecil itu semua berharga. Sehingga dilakukan dengan hati. Spontan tidak dibuat-buat. Dan tidak ada motif lain, dan tidak ada pamrih apa-apa. Beda dengan senyuman yang dibuat-buat, pelukan demi sandiwara. Akhirnya, yang dipeluk dan disenyumi mengeluarkan komentar, “tumben!”
Mari kita berdoa, Tuhan ajar kami menghargai yang di mata manusia merupakan sosok kecil dan tidak punya pesona. Tetapi kami menempatkannya sebagai hal berharga, seperti Betlehem di mata-Mu.
Kami berdoa agar hari ini mampu membahagiakan orang terdekat kami dan sesama kami. Melalui tindakan yang kecil dan sederhana. Namun kesadaran mereka adalah sosok berharga untuk dikasihi dan dicintai dengan sepenuh hati. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.