Menanti Berujung Sukacita

Oleh Pdt. Supriatno

Bahan: Rut 4:13

Selamat pagi, bapak-ibu, mas-mbak, eyang kung-eyang putri dan Saudaraku yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah, pagi yang baru kita masuki. Semoga tidur dan istirahat malam menyegarkan kita.

Firman Tuhan untuk direnungkan, “Lalu Boas mengambil Rut dan perempuan itu menjadi isterinya dan dihampirinyalah dia. Maka atas karunia TUHAN perempuan itu mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki.”

Rut 4:13

Saudaraku, sebuah penantian yang dijalani dengan setia akan berujung pada kebahagiaan. Terlebih penantian di dalam Tuhan. Tuhan tidak membiarkan berakhir dengan sia-sia. Tuhan tidak membiarkan penantian berakhir dengan kekecewaan.

Rut mengalami langsung hal tersebut. Ditinggal suami dalam kemiskinan. Hidup berdua serba terbatas dengan Naomi, mertuanya. Modalnya, kerja keras dan pengharapan di dalam Tuhan.

Setiap hari, hidup dari memungut sisa-sisa gandum di ladang Boas. Pekerjaan berat dengan hasil yang minim. Tapi, ia tekuni dengan setia. Sebab, hanya itulah ketrampilannya dan dari situlah sumber nafkah satu-satunya. Hasil kerja keras itu, menghidupinya hari demi hari.

Selain menekuni pekerjaan yang berdasarkan kebaikan hati Boas, pemiliknya. Ia menyimpan harapan lain. Ada pria yang menyuntingnya. Pria yang bisa mengangkatnya dari lumpur kemiskinan. Tradisi waktu itu, Boaslah tumpuannya. Karena Boas masih kerabat. Dan berpeluang menjadikannya sebagai istrinya.

Menanti bersama Tuhan, tetap saja membutuhkan proses. Begitu juga diperlukan kesabaran. Akhirnya, momen penantian itu berujung pada kepastian. Boas meminangnya. Maka, Rut melihat dan mengalami sendiri, Tuhan memberi sesuatu indah pada waktunya. Dan kelak, dari pasangan Rut dan Boas ini lahir keturunan yang kelak menjadi cikal bakal yang memerintah Israel, yaitu Daud.

Saudaraku. Seorang psikolog, bernama Walter Mischel melakukan penelitian di kalangan anak2. Menarik hasil penelitiannya. Dia menemukan bahwa kelompok anak berusia 4 tahun yang langsung memakan kue yang ditawari. Kelak masa remajanya berbeda dengan anak-anak berusia 4 tahun, yang ditawari kue tapi memilih menunggu beberapa menit dulu.

Di mana perbedaannya? Anak-anak yang mampu menahan diri tidak langsung memakan kue yang ditawarkan, maka pada masa remajanya lebih berprestasi. Tidak sering bermasalah. Lebih disukai. Lebih mampu menyesuaikan diri dengan perasaan dan lingkungannya. Dan lebih berbahagia. Kesimpulan penelitian itu bisa dikatakan, kemampuan bersabar dalam menunggu punya dampak positif bagi kepribadian. Tegasnya, orang yang sabar kelak membawa hidup lebih baik, ketimbang orang yang tidak sabaran.

Saudaraku, hidup tidak lepas dari menanti. Banyak orang tidak tahan menanti, apalagi di bawah bayang-bayang ketidak pastian. Belajar dari potret hidup Rut, bersama Tuhan menanti berujung pada suka cita. Pengharapan disertai kerja keras akan diganjar Tuhan dengan keindahan luar biasa. Di sinilah, kesabaran diperlukan. Hidup itu proses. Perlu waktu. Tidak instan. Perlu waktu itu berarti perlu kesabaran. Seorang sabar selain dicintai Tuhan, juga dicintai sesamanya. Karena itu lebih disukai, bahkan lebih berbahagia daripada orang yang tidak sabaran. Semoga, itu kita miliki.

Kita berdoa, “Tuhan, kiranya kami tetap bersyukur dari ke hari. Setia kepada Tuhan dalam segala perubahan suasana kehidupan. Dan menghayati berkat yang datang, sekecil apapun. Karena Engkau memakainya bisa menjadi suka cita besar.

Kami berdoa buat saudara kami yang tengah bergumul dengan ujian hidup yang berat. Kiranya berkat terbaik Engkau tetap limpahkan atas mereka. Agar di tengah belitan kesulitan mereka masih punya hati yang gembira. Dan hati yang selalu takut akan Tuhan. Naungilah mereka dengan perhatian dan cinta kasih-Mu yang menguatkan mereka.

Kami berharap hari ini Tuhan tetap memberi nafas kehidupan buat kami semua. Semoga kami berbahagia hari ini. Tetapi juga kami membahagiakan orang-orang kami cintai. Sekecil dan sesederhana apapun yang dapat kami lakukan. Anugerahkan kesehatan, kesejahteraan dan suka cita dalam kehidupan kami.

Beri waktu, tenaga, kesehatan dan semangat hari ini. Dalam Kristus, kami berdoa. Amin.