MENGASIHI DENGAN TULUS, MELAYANI SESUAI KARUNIA ALLAH

1 Petrus 4:8-10

Sebagai seorang yang mengaku percaya kepada Kristus, kita tidak hanya dapat sekedar percaya, tetapi juga harus melakukan pengajaran dan juga teladanNya. Maka, mengasihi dan melayani menjadi hal yang harus dilakukan dalam kehidupan sebagai pengikut Kristus. Namun dalam mengasihi dan melayani kita pun perlu juga melihat keterbatasan diri dalam mengasihi dan melayani agar kita tidak memandang itu semua sebagai beban.

Surat 1 Petrus 4:8-10 menegaskan perihal tersebut. Petrus mengingatkan kepada jemaatnya dan juga kita saat ini yang membaca bahwa sebagai seorang yang beriman kepada Kristus, kita mesti hidup seturut dengan pengajaran dan juga teladan Kristus. Dengan gamblang, Petrus mengungkapkan 3 hal yang harus dilakukan sebagai seorang yang beriman. Pertama: mengasihi dengan sungguh-sungguh. Mengasihi adalah pengajaran yang Kristus selalu tekankan kepada para pengikut-Nya. Mengasihi menjadi salah satu ciri dan identitas diri kita sebagai pengikut Kristus. Namun penekanan yang paling penting adalah mengasihi dengan sungguh-sungguh, bukan setengah hati atau karena paksaan. Mengasihi sungguh-sungguh menjadi penting dan senada dengan pengajaran dan teladan Kristus yang menekankan untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri dan tidak pandang buluh dalam menerapkannya.

Kedua: berilah tumpangan dengan tidak bersungut-sungut. Dalam teks asli, kata tumpangan dalam bahasa Yunani – filóxenos dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai hospitable yang memiliki arti keramahan bagi orang asing. Sehingga, hal kedua yang menjadi nasihat Petrus ini masih senada dengan hal pertama mengenai mengasihi, yakni ramah bagi orang asing, tidak memandang sebelah mata mereka yang asing atau memiliki prasangka buruk kepada mereka.
Ketiga: melayani sesuai karunia dari kasih Allah. Pelayanan menjadi bagian dalam kehidupan kita yang perlu dilakukan. Pesan Petrus sangat gamblang, dengan mengatakan bahwa pelayanan perlu dilakukan sesuai dengan kapasitas diri yang Allah berikan bagi kita. Petrus mengingatkan bahwa setiap diri memiliki karunia dari Allah maka hendaknya itu digunakan untuk melayani, sekaligus mengingatkan bahwa tiap orang ada bagiannya dalam melayani.

Maka melalui pembacaan Alkitab kita hendak diingatkan bahwa sebagai pengikut Kristus kita perlu menerapkan hal mengasihi dan melayani dalam kehidupan. Kita diingatkan bahwa mengasihilah dengan sungguh-sungguh dan juga dengan tulus, tanpa pandang buluh; dan layanilah sesuai dengan kapasitas masing-masing – sesuai dengan kasih karunia yang Allah berikan. Kiranya kita dapat terus menebarkan kasih di tengah kehidupan dan terus melayani sesuai dengan karunia yang Allah berikan. (WAH)

Pertanyaan pendalaman:

  • Bagaimana cara kita mengasihi dengan tulus?
  • Bentuk pelayanan apa yang dapat kita berikan kepada sesama?