Oleh Pdt. Supriatno
Bacaan: Lukas 19:5
Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menyongsong hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, karena Dia-lah, kita dan keluarga kita masih diberi umur kehidupan dan menikmati kebaikan Tuhan.
Firman Tuhan yang hendak kita renungan adalah, “Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.”
Lukas 19:5
Saudaraku, di setiap rumah orang kristen, pada umumnya, suka terpajang lukisan dengan figur Tuhan Yesus. Ada obyeknya hanya sebatas wajah-Nya atau lengkap seluruh badan. Sorot mata-Nya tajam dan meneduhkan. Potongan rambut-Nya panjang, berkumis dan berjanggut. Lukisan lain yang amat populer, Tuhan Yesus berada di tebing tengah menolong seekor domba yang tersesat.
Lukisan-lukisan ini, apakah sebatas dekorasi yang memperindah tampilan rumah orang kristen? Atau, pemasangan lukisan itu bertautan dengan ungkapan kehidupan rohani?
Ketika lukisan itu sebatas dekorasi dan asesori, maka itu hanya menghibur mata semata-mata. Kita memuaskan rasa rindu kebutuhan keindahan. Ada aspek positif, sebab manusia bagaimanapun punya cita rasa dan butuh keindahan.
Pasti ada di antara kita yang sengaja memajang lukisan itu di tembok rumah dikarenakan dorongan rohani. Tentu ada bedanya. Yakni, di balik pemasangannya, dilandasi Tuhan hadir di rumah kita. Terdapat perasaan kedekatan. Dampaknya tentu ada. Mempengaruhi situasi batin penghuni rumah.
Ada kesaksian yang menyatakan efek dengan pemasangan lukisan atau potret Tuhan Yesus. Ada yang berkata, “Potret Yesus ini selalu mengundang kami berbicara yang sopan, luhur, bijak, rohaniah”. Itu berarti lukisan itu mengandung pesan moral yang hendak disampaikan.
Jelas, lukisan atau potret Yesus punya pengaruh. Tapi, jangan salah mengerti. Bukan berarti potret atau lukisan Yesus ada kuasa magisnya. Tidak ada sama sekali.
Saudaraku, manakala benda berupa lukisan atau potret saja bisa berdampak bagi orang yang memajang di tembok rumahnya. Apalagi, sosok Yesus langsung. Ya, langsung. Seperti yang Yesus utarakan bahwa Dia hendak menumpang di rumah Zakeus.
Dampak langsung terjadi pada Zakeus. Efek positif mengguncang perubahan pada dirinya. Sehingga Zakeus berkata, “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Saudara, apakah seseorang bisa berubah dalam satu hari? Bisa. Apakah mungkin? Jawabnya, sangat mungkin. Selama ada niat, keterbukaan dan kesediaan menyambut Allah seseorang bisa berubah. Zakeus, contoh konkrit. Tuhan Yesus baru menyatakan pernyataan mau menumpang, Zakeus merespon dengan perubahan diri. Demikian juga, kita ingat Saulus. Saat dalam perjalanan, ia mendengar suara Tuhan Yesus. Ia tersungkur, mengalami ‘kebutaan’. Lalu, namanya berubah jadi Paulus. Terlebih dari itu seluruh hidupnya mengalami perubahan, atau transformasi.
Ironis, jika umat kristen yang terus menghambat sendiri perubahan dalam hidupnya. Padahal, Tuhan Yesus bukan satu malam bahkan ribuan malam tinggal di rumahnya.
Saudaraku, mari kita terus mengundang Yesus berada di rumah kita. Biarkan potret atau lukisan sosok Yesus atau ayat-ayat Alkitab tergantung di rumah kita. Yang lebih utama, undanglah Tuhan Yesus hadir dalam hati kita. Dengan demikian, selalu terjadi dampak positif dalam hidup kita. Dalam ucapan, juga sikap keimanan kita.
Kita berdoa, “ Tuhan, kiranya saat kami melangkah menjalani hidup ini, kami selama bersama-Mu. Kami mengundang-Mu tinggal di hati kami. Sehingga kami ada perubahan besar dalam diri kami.
“Allah yang Maha baik, Kami percaya Engkau melengkapi kebutuhan hidup
para oma-opa dan lansia, Allah kasihilah mereka. Kiranya tubuh sehat, kesetiaan iman dan hidup suka cita serta sejahtera tetap menyertai mereka. Berkati mereka dengan kesehatan dan kebahagiaan bersama keluarga besar.”
Inilah, doa kami Ya, Allah. Dengarlah dan kabulkanlah. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.