Pelayanan Yang Murni

Oleh Pdt. Supriatno

Bacaan: 2 Korintus 2:17

Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma, mas-mbak dan seluruh Saudaraku yang baik. Mentari telah terbit di Timur. Cuitan burung mulai ramai di pohon. Suara raungan kendaraan mulai terdengar. Itu sebagian tanda pagi baru telah tiba. Kita bersyukur dalam doa kita, atas kebaikan Allah yang mengantar kita melewati malam dengan aman.

Firman Tuhan berkata, “Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.”

2 Korintus 2:17

Saudaraku, ajaran kristen menyatakan bahwa keselamatan kita adalah karena kasih karunia Allah. Apa artinya? Keselamatan merupakan idaman dan kerinduan semua orang. Tidak ada yang terkecuali. Setiap hari kita menyapa orang lain saja ada unsur “selamatnya”. “Selamat pagi. Selamat berjuang. Selamat di jalan”. Itu semua menandakan bahwa kita berharap bisa mengecap kondisi selamat.

Posisi keselamatan itu penting sekali. Ada orang yang mengikuti Kristus meski diusir dan diasingkan keluarga sendiri. Demi apa? Jawabnya lantaran motif keselamatan. Ada orang yang keyakinan keselamatan, tidak gentar walau disisihkan masyarakat, bahkan tidak gentar kehilangan nyawa sekalipun.

Saudaraku, saya mengenal orang yang demi keselamatan, lalu ada konsekwensi yang harus diterimanya. Berat dan pahit. Itu menunjukkan betapa berharganya keselamatan bagi manusia. Begitupun buat Anda dan saya. Saking berharganya apapun bersedia di tempuh. Onak dan duri tidak menghentikan kehidupan iman yang dinafasi oleh keyakinan keselamatan.

Saudaraku, berbagai kesulitan yang berkenaan pilihan keselamatan, itu bukan harga yang harus dibayar. Keselamatan itu kasih karunia. Dalam bahasa lain kasih karunia itu disebut “grace”. Kemudian muncullah kata “gracias”, terima kasih. Dan juga lahir kata “ gratis”, cuma-cuma. Jadi, keselamatan itu kita peroleh tanpa bayaran. Cuma-cuma. Yang membayar keselamatan kita adalah kematian Kristus. Salib itu bayaran keselamatan kita.

Jelas jika dibayar keselamatan, kita tidak mampu membayarnya. Tindakan baik kita tidak cukup untuk membayarnya. Terlalu mahal keselamatan yang kita terima dari Tuhan. Kita menerimanya cuma-cuma, gratis dari Tuhan. Sedangkan segala kesulitan yang kita tanggung karena iman keselamatan kita, itu akibat. Bukan harga yang harus dibayar.

Saudaraku, jika keselamatan itu gratis, maka hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan atau pelayanan itu pun tidak boleh ada komersialisasi. Ya, jangan menarik keuntungan dari firman Tuhan. Tidak boleh mengelabui orang lain dengan memakai “keselamatan” untuk memperkaya diri. Sebab, sekali lagi keselamatan Anda dan saya itu cuma-cuma.

Rasul Paulus mendengar atau melihat dengan mata kepala sendiri. Ternyata ada orang yang melayani tidak murni. Yaitu mencari keuntungan dengan memanfaatkan firman Tuhan. Ada orang yang motif pelayanannya harta duniawi bukan motif surgawi. Orang seperti itu melihat peluang ekonomis di balik keselamatan yang cuma-cuma. Mereka lupa. Tindakan mereka merendahkan martabat diri sendiri. Dan menurunkan nilai keselamatan Allah yang merupakan kasih karunia.

Saudaraku, itu sebabnya pelayanan itu tidak dibayar. Pelayanan memang membutuhkan biaya karena ada hal yang memang perlu dibayar. Terutama berkaitan kebutuhan dengan sarananya. Karena itulah, ada persembahan. Itu juga harus didorong dengan tidak ada paksaan. Dan dilakukan dengan suka cita.

Lihatlah, jika kita mengasihi pun kita melakukannya dengan tidak punya motif ingin dibayar. Kita menolong orang tidak ada maksud mencari keuntungan. Ataupun, menghimpun pahala sebanyak-banyaknya. Tidak sama sekali.

Sama, tujuan gereja juga bukan mencari keuntungan. Bukan pula kekayaan. Adapun jika pendeta mengingatkan untuk memberi persembahan kepada Jemaat. Itu pun bukan demi kepentingan menumpuk harta bendawi. Tapi demi mendukung efektivitas pelayanan.

Oleh jarena itu, keliru besar menilai gereja dari berapa besar kekayaannya. Berapa saldonya. Karena di balik pola pemikiran demikian, jangan sampai roh bendawi tengah menguasai motif pelayanan gereja.

Tuhan, Kami ingin mengerjakan hari ini hal yang terhormat dan terpuji, buat-Mu dan sesama kami. Kuatkan dan mampukan kami. Dan itu semua kami lakukan tidak untuk keuntungan pribadi. Ajarlah kami melakukan dengan hati yang murni. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.