Berbagi Meringankan Kesulitan Sesama
Memasuki hari Senin ini, kasih Tuhan tetap setia menemani. Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Kita bersyukur pagi ini kepada Tuhan. Bahan refleksi harian: 1 Raja-Raja 17:9
Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan
1 Raja-Raja 17:9
Saudaraku, seorang muda bernama Terry Fox. Sebagaimana watak kaum muda, punya harapan dan cita-cita besar. Bagaimana berbuat sesuatu bagi banyak orang meski dalam keterbatasan diri.
Ia ingin membangun kesadaran tentang bahaya kanker tulang. Sekaligus bagaimana merealisasikan adanya riset atau penelitian tentang kanker ini. Hal ini dipicu oleh pengalaman dirinya, ia terkena kanker tulang. Akibatnya, kakinya yang terkena penyakit itu mengecil dan rasa sakitnya minta ampun.
Apa yang dilakukan? Ia bukan anak miliarder, yang bisa membujuk orang tuanya menyisihkan dana penanganan dan penelitian kanker itu. Terry Fox melakukan lari keliling Kanada. Sendiri dan sambil menahan sakit. Tindakannya disebut “Marathon of Hope”. Berlari sampai mencapai 3336 km.
Dia dedikasikan hidupnya mengkampanyekan agar orang Kanada menolong orang yang membutuhkan dana bagi pengobatan kanker yang mahal.
Hasilnya tidak sia-sia. Ada 3,7 juta pelajar tergugah mendukungnya. Dan diperoleh dana amal 10 juta dollar, kurang lebih kurs sekarang 100 miliar. Sang anak muda itu meninggal pada usia 20-an karena kanker yang menggerogotinya. Patung penghargaan atas dirinya didirikan untuk mengenang aksi kemanusiaannya.
Saudaraku, nabi Elia tengah kelaparan hebat. Demi bertahan hidup Allah memintanya agar mengunjungi seorang janda miskin. Sudah janda, miskin lagi. Betapa lemah status sosial-ekonomi perempuan itu.
Tapi, di sanalah sang nabi mengalami bagaimana kesadaran kemanusiaan si janda miskin itu. Bahan roti dan minyak untuk mengolahnya amat terbatas. Tidak mencegah ia menolong sang nabi. Padahal dia sendiri butuh bantuan. Dia dan anaknya pun terancam mati kelaparan. Bisa saja si janda miskin itu memprioritaskan hidup nabi Eli. Hidup nabi itu lebih penting daripada dirinya dan anaknya.
Tindakan heroik Terry Fox bagaikan versi modern dari orang yang ingin membantu orang lain. Ia hanya bisa berlari untuk menggugah kesadaran kemanusiaan orang Kanada. Ia berikan tenaga dan tekadnya.
Pola pikir demikian senafas dengan teks bacaan kita. Seseorang yang berbagi agar meringankan kesulitan sesamanya. Meski, ia orang kecil. Belum mapan dari aspek kekayaan. Namun, tindakan besar di mata Tuhan dan sesama.
Saudaraku di hari-hari Minggu Pra Paskah, mari menarik inspirasi dari kisah-kisah ini. Terry Fox maupun janda miskin di Sarfat mendorong kita berbuat sesuatu bagi sesama.
Jelas, kedua orang itu mereka juga membutuhkan pertolongan. Terry Fox dirinya juga digerogoti sakit luar biasa, sedangkan janda Sarfat itu wujud konkrit orang susah. Masa depannya buram. Dari keduanya bergulir tindakan agung untuk kita bisa praktikkan.
Saudaraku, firman Tuhan mengetuk kita, bahwa kita pun harus berbuat terhadap mereka yang amat membutuhkan. Jangan tunggu nanti, tatkala Allah meminta kita untuk peduli dan mengasihi.
Kita berdoa, “Tuhan, berilah kami hati yang mau peduli atas mereka yang menghampiri untuk dibantu.”
Inilah doa kami. Kabulkanlah kerinduan kami. Dalam Yesus, kami berdoa. Amin