Takut Pada Tuhan
Selamat pagi, oma-opa, ibu-bapak dan Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan. Kita berterima kasih kepada Tuhan, semalam kita dapat menutup mata, membaringkan diri dan beristirahat. Dan pagi ini kita menghirup udara pagi yang baru. Puji Tuhan. Bahan refleksi harian: 1 Raja-Raja 18:4
Obaja mengambil seratus orang nabi, lalu menyembunyikan mereka lima puluh lima puluh sekelompok dalam gua dan mengurus makanan dan minuman mereka
1 Raja-Raja 18:4
Saudaraku, tidak setiap orang punya keberanian berbeda. Terutama dalam sikap, pandangan dan tindakan dengan pihak pimpinan. Atau juga dengan pihak yang dianggap lebih tua atau senior. Istilahnya yes-man. Cuma manut atau ikut saja. Kalau pun berani berbeda, hal tersebut tidak diperlihatkan. Sembunyi-sembunyi.
Berdasarkan pengalaman, berbeda itu perlu nyali. Butuh keberanian ekstra. Salah seorang yang patut perhatian kita adalah, tokoh bernama Obaja. Posisi sosialnya bagus, kepala istana. Ia merupakan contoh langka soal berani berbeda. Tidak tanggung-tanggung, ia berani berbeda dengan raja.
Saudaraku, raja dan istrinya tidak suka nabi Elia dan nabi-nabi lainnya. Sikap dan perintah penguasa cuma satu: menangkap para nabi dan membunuhnya.
Obaja selain kepala istana, dia hamba Allah. Dia takut kepada Allah. Ternyata tindakannya lebih mengikuti rasa takut kepada Allah dan hati nuraninya. Apa yang dilakukannya sungguh mencerminkan mental baja. Berani sekali.
Dalam hal ini, Ia sembunyikan nabi-nabi yang berjumlah seratus orang dan nabi Elia sendiri. Ia memberi makan mereka dan memenuhi kebutuhan lainnya. Tampak selain berani, ia pun mau berkorban keuangan.
Tindakan Obaja ini jelas-jelas berbeda dengan keputusan raja Ahab yang korup dan kejam itu. Waktu itu, bahkan sekarang, sikap seperti Obaja itu bisa jadi dianggap nekad, konyol atau cari penyakit. Sebab, resikonya terlalu besar.
Namun dengan kemampuan bernegosiasi, Obaja bukan saja lolos dari sangsi, ia bisa mempertemukan nabi Elia dan raja Ahab. Jelas, ini memperlihatkan Obaja seorang negosiator ulung.
Saudaraku, ada sebuah film berjudul Schlinder’s List. mengisahkan tentang Oskar, seorang pengusaha Katolik asal Jerman yang membantu menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kamp konsentrasi dan kelak dibunuh. Ia mempunyai pabrik hasil dukungan militer Jerman.
Akan tetapi, ia menggunakan pabrik tersebut untuk mempekerjakan orang-orang Yahudi agar mereka tidak ditangkap oleh tentara Jerman.
Ia melakukan ini agar orang-orang Yahudi tersebut tidak masuk ke kamp konsentrasi dan dibunuh. Waktu itu, siapa yang berani berbeda dengan sikap Hitler? Ternyata ada, meski langka.
Saudaraku, kita wajib berani berbeda dengan pandangan dan tindakan yang merugikan sesama. Andalkan takut akan Tuhan, nurani dan talenta kita.
Kita berdoa: Tuhan, kuatkan kami bertindak dengan mengindahkan rasa takut kepada-Mu lebih utama daripada takut kepada sesama manusia.
Kami berdoa untuk saudara kami yang sedang bergumul oleh kesulitan ekonomi, kesehatan atau menata hidup berkeluarga. Kiranya hari ini Tuhan karuniakan kelegaan, rasa suka cita dan rasa bahagia Tuhan limpahkan kepadanya.
Doa kami ini, kami naikkan dalam nama Tuhan Yesus. Amin.