Pentingnya Pendidikan
Selamat pagi, ibu-bapak, kakek-nenek dan saudara-saudaraku yang baik. Waktu terus bergulir. Perjalanan hidup kita berlanjut. Ada yang sehat, ada yang sembuh dari sakit, ada pula yang tengah menantikan pemulihan dan kesehatan. Dalam keragaman itu, kita tetap bersyukur. Bahan refleksi harian: 2 Tawarikh 17:9
Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat
2 Tawarikh 17:9
Saudaraku, sosok raja datang dan pergi dalam kehidupan umat Tuhan. Ada yang membawa kesejahteraan, ada pula yang mendatangkan penderitaan. Ada yang taat dan takut akan Tuhan. Ada pula yang berpaling dari Tuhan. Watak setiap sosok raja beragam. Lantaran gaya kepemimpinannya, ada yang raja dicintai tapi ada pula yang dibenci.
Umat Tuhan telah terbelah. Kerajaan menjadi dua. Kerajaan Yehuda dan kerajaan Israel di Utara. Satu sama lain tidak akur. Mengapa sampai pecah? Karena pemimpinnya, bukan rakyatnya. Rehabeam saat menjadi raja, dialah biang perpecahan. Semasa dia umat Tuhan lebih banyak menderita ketidak adilan. Umat Tuhan bagaikan Korea Utara dan Korea Selatan. Satu bangsa menjadi dua negara.
Paska perpecahan, muncullah Yosafat menduduki tahta kerajaan. Ia memerintah di Yehuda, kerajaan Selatan. Catatan pribadinya baik. Perduli dan taat pada Tuhan. Sekaligus perhatian atas rakyatnya. Tidak heran raja Yosafat mendapat dukungan dari rakyatnya. Bahkan bangsa di sekitarnya menaruh hormat.
Penggalan firman Tuhan yang kita renungkan berkisah perhatiannya pada rakyatnya. Yaitu ia menggalakkan kecerdasan buat bangsanya. Ia mengutus orang yang ahli di bidang keagamaan pergi ke berbagai kota. Tugasnya mengajar. Mendidik rakyat agar pintar, tidak buta huruf.
Dengan kebijakannya itu, rakyat beriman kepada Tuhan dilandasi pengetahuan. Sungguh langka raja yang berpikir demikian. Visi mulia. Jika rakyat cerdas, imannya mempunyai landasan pengetahuan yang kokoh. Tidak asal percaya.
Saudaraku. Betapa penting kita pun perduli atas pendidikan. Anak-anak kita melek pengetahuan. Baik pengetahuan yang berkaitan dengan teologi atau Alkitab. Juga pengetahuan umumnya. Agar ketika kita dan anak-anak kita bisa menjelaskan iman dengan dukungan pengetahuan memadai kepada sesama kita.
Sekaligus, membuat kita beriman yang moderat. Kita meyakini kebenaran iman tanpa harus menjelek-jelekan agama atau iman orang lain. Orang yang dangkal pengetahuannya lebih suka melihat keburukan orang lain yang berbeda. Tidak melek agama lain, menuntun seseorang salah mengerti. Ujungnya adalah sikap tidak toleran.
Lihat, Yosafat dihormati oleh bangsa lain yang berbeda iman. Orang Filistin, orang Arab menaruh hormat. Diungkapkan dengan mereka mengirimkan berbagai hadiah. Ada persembahan perak dan ribuan ternak.
Saudaraku. Mari kita tanamkan pentingnya pendidikan dalam keluarga kita. Dengan demikian, semakin cerdas semakin kita cinta pada Tuhan. Dan dalam beriman, kita hidup rukun dengan yang berbeda.
Kita berdoa: Tuhan, kiranya kami mampu menanamkan pentingnya pengetahuan dan kecerdasan dalam keluarga kami. Sehingga kami mencintai Tuhan dan menghormati antar sesama dengan tepat.
Kami mendoakan buat Saudara kami yang sakit, tubuhnya lemah dan mendambakan uluran kebaikan-Mu. Tuhan kiranya hadir di tengah2 kerinduan mereka.
Tuhan, bagi yang berulang tahun, karuniakan hidupnya dengan gembira. Sehingga di tengah suka cita dan bahagia, dia menjadikan hidupnya sebagai garam dan terang. Berikan kebahagiaan dan panjang umur.
Tuhan, berkenanlah berada dekat dengan mereka yang mengalami pergumulan pribadi dan keluarga. Semoga Tuhan memberi solusi bagi mereka.
Dalam nama Yesus, doa ini kami panjatkan. Amin.