Taat Tanpa Kompromi
Mentari telah terbit lagi di Timur. Tanda datangnya pagi dan berlalunya malam. Selamat pagi ibu-bapak, oma-opa dan saudararaku yang baik. Puji syukur, Tuhan mengijinkan kita masih menikmati hari yang baru. Bahan refleksi harian: Daniel 3:28
Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka
Daniel 3:28
Saudaraku, keterbukaan hati merupakan kunci menemukan kebenaran sejati. Sedangkan hati yang tertutup akan menuntun pada penolakan kebenaran. Meski kebenaran amat dekat dan dirasakannya, orang yang tertutup hatinya tidak akan menerima dan mengakui kebenaran.
Mari, kita melihat raja Nebukadnezar. Seorang raja yang memerintah Babel. Dialah yang mencaplok negeri Yehuda, dan membawa penduduknya ke negeri Babel. Adapun Babel merupakan kerajaan adi daya (super power), pada waktu itu. Jika diumpamakan bagai Amerika Serikat atau China saat ini.
Dengan kekuasaannya yang besar, tentu saja negeri-negeri sekitarnya tunduk kepadanya. Penguasa negeri-negeri sekitarnya hormat atasnya. Rakyatnya sangat hormat dan mematuhinya. Adakah yang berani coba-coba tidak patuh dan taat kepadanya?
Saudaraku, ternyata di antara penduduk negerinya ada yang menolak perintahnya. Walau, mereka itu bukan asli keturunan bangsa itu. Siapa mereka yang “nekat” itu? Mereka itu tiga sekawan, Sadrach, Mesakh dan Abednego. Mereka punya posisi dalam pemerintahan negeri itu. Tapi, mereka berani membangkang penguasa kerajaan adi daya itu.
Mengapa? Bukankah posisi mereka sudah nyaman. Tidak semua orang Yahudi seberuntung tiga sekawan itu, punya kedudukan baik di negeri orang.
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah warga negeri yang patuh, juga taat. Tapi, di mata mereka tidak semua permintaan raja wajib dipatuhi. Terutama permintaan untuk menyangkali iman. Perintah apapun mereka akan kerjakan. Tapi, soal keyakinan dan kepercayaan mereka tidak mau kompromi.
Saudaraku, buat tiga sekawan persoalan iman merupakan prinsip hidup. Melepaskan iman berarti hidup yang tanpa makna. Karena itu, saat raja Nebukadnezar membuat perapian buat menghukum mereka. Mereka tidak bergeming. Panasnya api tujuh kali lipat tidak menggoyahkan iman mereka. Meminjam pepatah kita “Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup bercermin bangkai: daripada hidup menanggung malu, lebih baik mati.”
Allah tidak diam melihat kesetiaan ketiga hamba-Nya. Dia menjadikan api itu tak mempan membakar tubuh orang yang lebih beriman kepada-Nya, daripada mematuhi suara manusia. Atas dasar momen inilah, raja Nebukadnezar menemukan kebenaran sejati. Ia terbuka hatinya. Ia menerima adanya Allah Israel.
Saudaraku, karena ketaatan tanpa kompromi seorang raja berbalik hatinya. Dari benci menjadi simpati. Bahkan bersedia melindungi orang-orang yang percaya kepada Allah Israel.
Kabar dari Mesir, pemerintah mengijinkan ratusan gedung gereja menjadi tempat ibadah yang sah. Itu buah dari ketaatan yang telah dibangun lama. Warga gereja itu, yang kebanyakan anggota gereja koptik, tetap teguh. Tidak bergeming dari keyakinan dan imannya. Dan puji Tuhan, pemimpin-pemimpin negeri Mesir memiliki hati yang terbuka. Sehingga kebenaran tidak bisa dibendung. Mari belajar dari SMA, Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Kita berdoa: Tuhan, bukanlah hati banyak orang, sehingga semula membenci-Mu berubah melihat dan mengakui kebenaran-Mu.
Kami mendoakan Saudara yang berulang tahun. Tuhan karuniakan pertambahan usia. Kiranya suka cita atas kebaikan-Mu beserta saudara kami ini. Kiranya Tuhanlah yang membuat dia mengisi hari-hari yang indah dan bermakna. Demikian juga kebahagiaan dan panjang umur besertanya.
Kami juga berdoa buat para balita dan anak-anak. Kami percaya mereka semua hidup dalam kasih-Mu. Jadikan rasa syukur dan kegembiraan hati beserta mereka di hari ini.
Tuhan, Kami serahkan mereka yang mengalami pergumulan hidup. Hiburkan dan kuatkan mereka.
Kami serahkan mereka yang sakit, baik dirawat di rumah maupun di rumah sakit. Tolonglah mereka satu persatu. Dan hati mereka menjadi lega karena pertolongan-Mu.
Seluruh doa ini, kami minta mohonkan dalam nama Yesus. Amin.
Refleksi Harian: Daniel 3:28