Berkarya Bagi Kristus
Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma dan Saudara-saudaraku yang baik. Tuhan itu baik, Ia telah menemani kita melalui malam dan kita menikmati istirahat dengan selamat. Puji Tuhan. Bahan refleksi harian: Filipi 1:26.
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Filipi 1:26
Saudaraku, saat kita tiba di bumi ada dua hal yang melekat pada diri kita. Yakni kehidupan dan kematian. Sama seperti dengan koin uang ada dua sisi, demikianlah kita juga di dunia ini. Sisi yang satu kehidupan, dan sisi yang lain kematian.
Sekarang kita ini kita tengah menjalani salah satu sisi, yaitu kehidupan. Nanti, entah kapan. Bisa esok, lusa atau sekian waktu yang datang. Kita pun akan menjalani kematian. Jadi, cepat atau lambat, kematian pun akan tiba juga menjadi bagian kita.
Coba lihat telapak tangan kita, kanan dan kiri. Pasti semua manusia punya dan sama. Ada garis membentuk huruf “M” di kiri, dan “M” di kanan. Dalam bahasa Latin “Momento Mori” atau “Momen Mati”. Ini garis tangan semua orang sama, akan tiba “momento mori”.
Dua sisi kenyataan itu, tidak dapat kita hindari. Menarik, bagaimana Firman Tuhan memberi arti keduanya. Rasul Paulus menyatakan hidup itu buat Kristus. Artinya, ia dan kita musti darma baktikan hidup yang dijalani untuk berkarya. Bukan untuk bertopang dagu. Bermalas-malasan. Hidup bukan sekedar mengisi waktu. Ada karya yang diciptakan.
Kita di dunia bukan kebetulan. Kita punya misi mulia yang agung buat dikerjakan sebagai karya. Jadi, hidup itu bukan sekedar waktu yang lewat begitu saja. Ada yang dipraktikkan buat tujuan mulia.
Lalu kematian? Terus terang, soal sisi ini, banyak orang gentar. Takut. Sebab, memang tidak pernah ada orang mati, lalu bercerita tentang pengalaman kematiannya. Ya, kematian itu misteri.
Kematian datang, kita tidak tahu. Suasana di sana pun sama, tidak ada informasi gamblang. Jelas. Memang, sepintas ada gambaran tentang kematian. Sepintas tapi sudah cukup, pergi ke rumah Bapa. Sebagai ungkapan tempat indah tidak penderitaan di sana.
Karena itu, firman Tuhan di atas memaknainya. Kematian adalah keuntungan. Ya, berarti bukan kerugian kematian itu. Bukan pula yang menakutkan. Dengan gambaran itu, buat Anda dan saya, hidup dan mati adalah sama mulianya. Masing-masing punya kelebihannya.
Saudara, hari ini, kita masih hidup. Kita masih menghirup nafas kehidupan. Maka, kita masih punya kesempatan berkarya. Hidup kita arahkan buat Kristus.
Jika kelak, kita tidak tahu waktunya kapan, kematian datang. Kita menyambutnya dengan syukur. Karena, momen itu menjadikan momen kita menuai keuntungan. Dengan hidup yang berkarya, kematian tidak menjadi sia-sia. Mari, berkonsentrasilah berkarya bagi Kristus selagi kita hidup. Hari ini pun, manfaatkan dengan bertindak hal berharga. Soal yang satu tak usah dirisaukan.
Kita berdoa, “Tuhan, dengan segala perjalanan hidup yang telah kami lewati. Sentuhlah kami dengan cinta-Mu yang memberi kemampuan berkarya, kesegaran dan kelegaan.
Berilah perlindungan buat orang yang percaya kepada-Mu. Kiranya mereka semua dalam pemeliharaan-Mu yang ajaib.
Doa kami ini, kiranya Tuhan mengabulkannys dan kami bawa dalam nama Tuhan Yesus. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno