Penunjuk Jalan
Selamat pagi, bapak-ibu, opa-oma, mas-mbak dan Saudara-saudara yang baik. Puji syukur dan terima kasih kepada Allah. Dia setia menemani istirahat malam kita. Ketika kita terlelap tidur, Allah menjaga kita senantiasa. Bahan refleksi harian: Yohanes 1:41-42
Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus).” (42) Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: “Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus).
Yohanes 1:41-42
Saudaraku, jalan hidup seseorang bisa berubah lantaran sebuah perjumpaan. Nama Simon Petrus sebagai salah satu murid Tuhan Yesus, pastilah kebanyakan orang kristen mengetahuinya. Dia murid paling menonjol. Karena itu juga, paling dikenal dibanding nama-nama murid lain. Dia selalu berada di samping Tuhan Yesus di momen-momen penting. Kita ingat, Tuhan Yesus berubah wajah di puncak gunung, Simon Petrus ada di sana. Sama saat Tuhan Yesus di taman Getsemani, malam penuh pergumulan, ia pun ada di sana. Setelah kebangkitan Tuhan Yesus, Simon pula yang diminta menggembalakan domba-domba. Pendeknya, amat istimewa figur Simon Petrus.
Saudaraku, Simon Petrus tidak akan berada di pusaran utama kekristenan. Sekaligus ia tidak akan menjadi murid Tuhan Yesus yang amat dikenal. Jika saudaranya, Andreas tidak memperjumpakannya dengan Tuhan Yesus. Perjumpaan itu sangatlah penting. Tanpa itu, niscaya dia akan habiskan seluruh hidupnya dengan jala, perahu dan ikan tangkapan. Hidupnya hanya berkisar pada danau dan kemelaratan, dan mati sebagai nelayan biasa. Tanpa catatan ditulis tinta emas. Cuma berhenti di sana. Kita, dan orang kristen sebelum dan sesudah kita tidak akan pernah mengenalnya.
Saudaraku, yang sering luput dari perhatian adalah orang yang memperjumpakan Simon dengan Tuhan Yesus. Ya, orang yang berjasa besar memperkenalkan Simon Petrus dengan Tuhan Yesus. Dialah Andreas, saudaranya sendiri. Sebuah nama yang tidak setenar Simon Petrus. Padahal peran yang dilakukannya betapa mengubah hidup seseorang.
Ketika kita membuka lembaran Alkitab bagian yang lain. Kita pun akan menemukan betapa peran itu pula yang diperankan Andreas. Ya, tindakan memperjumpakan. Membawa orang mengenal Tuhan Yesus. Dan sekaligus Tuhan Yesus lalu mengenalnya. Dalam bagian lain, di antara kita masih ingat tentunya Tuhan Yesus memberkati 2 ekor ikan dan 5 potong roti? Sehingga lebih dari 5.000 orang bisa makan. Makan sampai kenyang, dan berlebih 12 bakul. Bila kita ditanya siapa yang menyediakan ikan dan roti itu? Kita dengan gampang mengingat dan mudah menjawab, “anak kecil”. Betul sekali. Hanya harus ditambahkan juga dalam memori kita, orang yang memperjumpakan anak kecil itu dengan Tuhan Yesus. Ternyata, murid yang memperjumpakan adalah kembali bernama Andreas. Lagi-lagi nama ini.
Dalam sejarah Gereja ada yang disebut Bapak-bapak Gereja. Ada satu nama Bapak Gereja bernama Agustinus dari Hippo, berkedudukan di Alexandria (namanya sekarang Iskandariah di Mesir). Dia mengaku bahwa betapa perubahan dirinya karena ada orang yang gigih memperjumpakannya dengan Tuhan Yesus. Siapa? Ibunya sendiri. Doa-doa ibunya sangat berperan menarik dirinya untuk berjumpa dan mengenal Kristus.
Saudaraku, kita mengimani betapa berartinya Tuhan Yesus dalam hidup kita. Pertanyaannya, tergerakkah kita mengikuti jalan yang telah diperankan Andreas? Saat kita bersedia memperjumpakan seseorang dengan Tuhan Yesus. Memperlihatkan betapa berharganya umat beriman di mata Allah. Kiranya teladan Andreas patut memotivasi kita. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus tidak pernah berakhir sesal. Demikian juga, tidak akan berujung pada kekeliruan fatal. Berjumpa dengan-Nya adalah berjumpa dengan Jalan, Kebenaran dan Hidup itu sendiri. Itulah perjumpaan yang mengubah hidup seseorang (moment of truth). Andreas tidak cukup terkenal, tapi dia mempunyai andil atas perubahan hidup seseorang bahkan banyak orang.
Kita berdoa, Tuhan kiranya bukan kami saja yang berjumpa dengan-Mu, tapi setiap orang. Dan tempatkan kami berperan dan dipakai Tuhan memperjumpakan sesama kami dengan Engkau.
Tuhan berkati hari ini. Kiranya kami berjalan digandeng tangan-Mu yang penuh kuasa. Dalam nama Yesus jami berdoa. Amin.
Oleh Pdt. Supriatno