Dipercaya Tuhan Dan Sesama
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Kita berterima kasih dan bersyukur kepada Allah Yang Maha Baik, Ia menambah satu hari lagi usia kehidupan kita. Dan kita bisa menikmati istirahat malam dan Ia melindungi kita. Bahan refleksi harian: Filipi 2:19-20.
Tetapi dalam Tuhan Yesus kuharap segera mengirimkan Timotius kepadamu, supaya tenang juga hatiku oleh kabar tentang hal ihwalmu. (20) Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu
Filipi 2:19-20
Saudaraku, dalam hubungan kerja yang formal tentu ada orang yang dinilai bisa dipercaya. Karena kecakapan yang dimiliki, kesungguhan dalam bekerja, kepribadian yang terpuji, maka muncullah seorang individu yang kemudian dinilai dapat dipercaya. Kita bisa temukan di kantor, di organisasi maupun dalam kehidupan gereja, ada orang-orang yang demikian. Tentu orang seperti itu menjadi aset.
Timotius sungguh dipercaya rasul Paulus. Hal ini, pasti bukan jatuh begitu saja dari langit. Ada bukti dan ada pengalaman yang mendukung alasan rasul Paulus menaruh rasa percaya. Dari pengamatan dan lewat perjumpaan langsung sebagai teman seperjuangan rasul Paulus menilai kepantasan Timotius menyandang sebagai orang dipercaya.
Saudaraku, firman Tuhan memberi kesaksian tentang relasi keduanya, rasul Paulus dengan Timotius. Dalam bahasa populer, mereka berdua kompak. Seiring-selangkah. Terdapat kesamaan memberi prioritas pada pelayanan.
Saudaraku, dalam bidang kehidupan apapun, khususnya yang menyangkut relasi kerja dan relasi pribadi, sangat penting adanya kepercayaan (trust). Dalam bisnis jasa, sebuah bank yang tiba-tiba diterpa kehilangan kepercayaan nasabahnya. Dalam hitungan hari bank itu bisa jatuh. Karena para nasabahnya menarik uang beramai-ramai. Seorang gubernur yang kehilangan kepercayaan, merasakan pahitnya cibiran dan kritik.
Betapa penting dan berharganya nilai kepercayaan. Vital dalam hidup ini. Jangan jauh-jauh, bagaimana rasanya menjadi suami yang tidak lagi dipercaya istrinya, atau sebaliknya? Pasti jadi biang percekcokan.
Kita masih ingat, dulu ada seorang motivator yang amat populer. Dikagumi banyak kalangan. Namun karena berselisih dengan anak muda yang mengaku anak kandungnya. Sedangkan sang motivator bersikukuh menyangkalinya. Akibat kemelut itu, namanya pudar. Pihak televisi tidak mengundang lagi. Sang bintang utama itu pun sekarang entah di mana.
Mengapa? Itu tadi, kepercayaan tidak melekat lagi. Ya, karena satu langkah pilihan hidup yang diambilnya, yang kemudian menciderai kepercayaan penggemarnya.
Saudaraku, Timotius adalah sosok yang dipercaya. Tugas pelayanan diemban dengan baik. Kesetiaannya bukan musiman, tetapi permanen. Teguh cintanya pada Tuhan. Pelayanan dimaknai dengan pengabdian, bukan area meraih keuntungan pribadi. Sebagai sahabat, Timotius dapat diandalkan. Karena berada di samping rasul Paulus di momen-momen tersulitnya. Tak heran rasul Paulus pun menyebutnya, “Timotius, anakku yang sejati dalam Tuhan!..” Pasti, rasul Paulus mengungkapkannya dengan bangga.
Mari, tata pikiran kita, kelola emosi kita, jaga ucapan kita (mulutmu adalah harimaumu), hati-hati jari kita ketika di depan huruf HP dan tentu kendalikan perbuatan kita. Agar dari sana akan lahir hal yang kemudian kita tetap dipercaya. Dipercaya sesama lebih lagi Allah.
Kita berdoa, “Tuhan mampukan kami dan Gereja-Mu menjadi sosok yang dipercaya oleh-Mu dan sesama kami.”
Pada pagi ini, kami mendoakan Saudara-saudara kami yang masih sakit, karuniakan pemulihan dan kesembuhan.
Kami kiranya dapat mengecap berkat terindah yang Engkau sediakan. Dan berbagi berkat dengan yang membutuhkan. Dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.