Refleksi Harian: Kis 20:29-30

Berlindung Pada Allah

Selamat pagi, ibu-bapak, mbak-mas, oma-opa dan Saudara-saudaraku yang baik. Semoga pagi ini, kita menghirup udara hari baru seraya mengucap syukur kepada Allah. Sebab, karena Dia-lah, kita dan keluarga kita masih diberi umur kehidupan. Bahan refleksi harian: Kis 20:29-30.

Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan tidak akan menyayangkan kawanan itu. (30) Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka

Kis 20:29-30

Saudaraku, betapa erat hubungan antara Rasul Paulus dan Jemaat di Efesus. Tiga tahun relasi mereka dibangun di atas nasihat dan pengajaran. Itu pun siang dan malam. Waktu sangat dimanfaatkan berharga sekali. Mereka sadar kebersamaan mereka secara fisik suatu waktu kelak berakhir. Rasul Paulus harus pergi ke Jemaat lain, dan mau tidak mau, Jemaat itu harus menerimanya. Selama rentang waktu tiga tahun itu, air mata menjadi bagian proses kebersamaan mereka. Air mata menandakan bahwa mereka melewati masa-masa sulit. Sekaligus, air mata menjadi bukti cintanya rasul Paulus atas Jemaat Efesus. Demikian pula sebaliknya, Jemaat itu mencintai rasul Paulus.

Kini, rasul Paulus pamit. Perjalanan harus dilanjutkan. Injil Kristus harus ditabur di tempat lain. Sebelum ia pergi, ia meninggalkan pesan sekaligus nasihat. Yaitu keutuhan Jemaat itu harus mereka jaga sungguh-sungguh. Ada dua pihak yang tidak rela Jemaat Efesus hidup dalam keutuhan dan kesatuan. Pihak pertama, mereka yang disebut serigala. Mereka berasal dari luar lingkungan Jemaat. Serigala adalah binatang buas, sebuas itulah orang-orang itu hendak mencabik-cabik umat Tuhan. Mereka disebut serigala, karena mereka tidak punya belas kasihan dan menakutkan. Aksi dari pihak luar harus diwaspadai.

Sedangkan yang tidak kalah seriusnya untuk diperhatikan secara seksama adalah bagian dari mereka sendiri! Ya, ada dari bagian persekutuan yang dengan ajaran palsunya hendak menggoda mereka. Mereka berusaha menarik pengikut. Aksi mereka sama bahayanya dengan para serigala, bahkan bisa saja lebih berbahaya. Sebab, bisa teman atau saudara mereka sendiri pelakunya.

Saudaraku, betapa berat tantangan Jemaat Efesus saat nanti ditinggal rasul Paulus. Ada musuh dari luar dan ada musuh dari dalam. Meski demikian, Jemaat itu bukan tidak punya masa depan. Mereka adalah milik Allah. Dengan kesadaran itulah, rasul Paulus meyakinkan mereka, bahwa walau nanti dia pergi, Allah dan firman kasih Allah bersama mereka. Allah tetap membangun mereka. Mereka bukan seperti anak ayam kehilangan induknya.

Saudaraku, kita hidup dalam persekutuan. Semua orang kristen hidup bersama saudara seiman yang kita sebut gereja atau jemaat. Di dalamnyalah kita membangun relasi persaudaraan. Persahabatan dibangun. Saling menasihati. Saling menguatkan. Saling mendoakan. Pengalaman relasi Paulus dengan Jemaat Efesus menjadi contoh baik. Kesatuan mereka dibangun di atas nasihat, pengajaran dan doa.

Kini, kehidupan iman kita tidak lepas dari serigala dengan taringnya yang tajam. Serigala yang mau menerkam dan mencabik-cabik kita agar kita menjadi lemah. Serigala yang hadir melalui komentar di dunia media sosial. Di youtube, ada orang tanpa rasa bersalah menyerang kita. Pada sisi lain juga, betapa banyaknya pengajaran yang bermacam-macam muncul dari umat kristen sendiri. Kombinasi ujian dan tantangan ini harus kita hadapi. Maka, agar kita tetap kukuh beriman dan tetap utuh berjemaat, kita berlindung pada Pemilik sejati kita yaitu Allah. Allah yang dengan firman kasih-Nya terus membangun iman dan kehidupan kebersamaan kita.

Kita berdoa, Tuhan, kami bersyukur kebaikan-Mu menjadi bagian sehari-hari hidup kami. Kami ingin terus hidup dalam perlindungan-Mu sepenuh hati.

Tuhan, hari ini kami jalani bersama-Mu mendatangkan dan karuniakan kebahagiaan, kesejahteraan dan kedekatan dengan kebenaran-Mu. Yang sakit disembuhkan. Yang bergumul, dikuatkan. Kiranya menikmati kebaikan yang tak kenal ujung di sepanjang hari ini.

Kami berdoa bagi yang para anak dan cucu-cucu, yang sekian lama beraktivitas di ruang terbatas. Baik sekolah maupun bermain. Semoga berkat kesehatan, suka cita dan sejahtera tetap bersama mereka dan keluarga masing-masing.

Seluruh doa dan harapan kami ini kami panjatkan dalam nama Yesus, Tuhan kami. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Kis 20:29-30