Refleksi Harian: Mazmur 90:5-6

Bertindak Sesuai Batas

Selamat pagi, Ibu-bapak, kakek-nenek dan Saudara-saudara yang baik. Kita tetap bersyukur kepada Tuhan, pagi yang baru telah tiba. Tuhan mendampingi kita dalam segala keadaan. Bahan refleksi harian: Mazmur 90:5-6

Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu

Mazmur 90:5-6

Saudaraku, di setiap produk makanan, apakah dalam kemasan plastik, kertas atau kaleng, tercantum di sana tanggal kadaluarsa atau expire makanan. Mis: expire 1 Januari 2021. Tulisan itu mau menyatakan bahwa makanan itu bisa layak dimakan paling lama sesuai tanggal kadaluarsanya. Lebih dari itu jika dikonsumsi berbahaya buat kesehatan. Demikian juga, jika kita mengendarai mobil. Di sana ada yang disebut speedo meter. Ada angka mulai 0 sampai misalnya 180. Itu artinya, jika mengendarainya dengan kecepatan 180. kecepatan paling tinggi kendaraan itu masih aman. Selebihnya dari itu berbahaya bagi keamanan pengendaranya.

Hal yang diutarakan di atas merupakan contoh kecil bahwa segala hal ada batasnya. Kita diingatkan segala sesuatu yang diciptakan ada rentang waktu yang dapat ditolerir. Jika ada yang memaksakan melewatinya, pasti akan mengalami resiko. Makanan akan menjadi busuk dan membahayakan kesehatan. Mobil akan kehilangan keseimbangan dan bisa terbalik.

Saudaraku. Melampaui batas mengandung resiko. Tuhan pun menciptakan kita dengan segala kehebatan yang kita miliki. Tapi, jangan lupa kita pun dibingkai batas-batas yang tidak boleh dilanggar. Jika tubuh sudah lelah dan ngantuk, Tubuh sendiri sudah memberi sinyal. Kita suka menguap, itulah sinyal tubuh yang diciptakan Tuhan. Harusnya kita istirahat sejenak, tubuh kita tidak boleh beraktivitas dulu. Tapi, sebagai manusia kita suka abai, bahkan bandel. Sudah diberi sinyal waktunya untuk istirahat, masih saja ada yang minum kopi atau minuman lain agar tubuh tetap bekerja..

Padahal itu, sangat berbahaya. Banyak kecelakaan di jalan tol karena faktor manusia (human error). Mobil berjalan tanpa kontrol lalu terguling atau menabrak mobil lain. Salah satu penyebab utama sang supir memaksakan diri menjalankan kendaraannya. Sesungguhnya ia sudah lelah dan mengantuk. Biasanya berkali-kali sang supir, menguap terus dan mata berat. Seharusnya istirahat sejenak. Tapi sang supir bersikeras tanggung karena sudah masuk tol. tingkat kelelahan dan kantuk sudah tak tertahankan. Kita tidak boleh melawan hukum alam. Bahwa sesuatu ada batasnya. Dan jika coba-coba melampauinya resiko terburuk sudah menanti.

Saudaraku, hidup manusia juga ada batasnya. Pemazmur mengumpamakan hidup manusia bagai rumput. Ada saat-saat kesegaran, tapi kelak manusia mulai menurun keberadaan dan kualitas hidupnya. Itu hukum alam. Jangan dengan memakai dalih apapun termasuk ayat-ayat kita suci untuk menyangkalinya. Terima dan nikmati itu yang paling tepat. Jadi, jika umur sudah 60 tahun jangan memaksakan diri olah raga yang menuntut kecepatan, misal: lari cepat, bisa ambruk nantinya. Kita harus menyesuaikan diri dengan batas-batas yang telah Allah desain atas kita. Dengan menyesuaikan diri, kita tidak kehilangan keindahan hidup, malah sikap yang bijak. Jika sudah tidak boleh lari sprint karena usia, kita bisa jalan pagi yang rutin. Itu juga ada keindahan dan kenikmatannya.

Allah itu memberi batasan justru itu sangat baik. Jika penghasilan kita tidak besar, belilah kebutuhan sesuai kemampuan. Pola hidup ditata sesuai batas-batasnya. Jangan karena gengsi memaksakan diri. Jika tidak, nanti lebih besar pasak daripada tiang. Akibatnya jelas, rubuh. Sikap tahu diri dan menyesuaikan diri dengan batasan itu merupakan hikmat yang patut kita miliki.

Kita berdoa, Tuhan, kami mohon kiranya kami dapat bertindak sesuai batasan yang ada. Agar kami bijaksana menyikapi kehidupan. Dalam kebaikan Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Mazmur 90:5-6