Refleksi Harian: Lukas 6:47-48

Pondasi Yang Kokoh

Selamat pagi, ibu-bapak, opung, dan saudara-saudara yang kami cintai. Di tengah hari-hari yang penuh tantangan dan tidak mudah di masa pandemi. Saat kita bangun pagi, sungguh pemberian-Nya yang membuat hati suka cita. Bahan refleksi harian: Lukas 6:47-48

Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan , (48) ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun

Lukas 6:47-48

Saudaraku, konon gedung pencakar langit tertinggi di dunia adalah Burj Dubai. Tingginya 828 m, berdiri menjulang di kota Dubai. Sedangkan gedung tertinggi di Indonesia adalah Gama Tower. Dengan tinggi 288,6 meter. Di manakah pusat kekuatan gedung-gedung sedemikian tinggi itu?

Prinsipnya sama dengan kekokohan sebuah rumah. Dalam hal ini sama-sama sangat ditentukan oleh fondasinya. Jika fondasinya itu tidak kuat maka ketahanan bangunan tersebut tidak akan bisa berlangsung lama. Bahkan untuk bangunan rumah yang tidak kuat fondasinya, begitu ada banjir atau longsor bisa rubuh dan hanyut.

Benar ucapan Tuhan Yesus, rumah yang dibangun di atas fondasi yang lemah pasti dengan mudah akan menjadi rubuh. Lain halnya kalau seseorang membangun rumah dan sangat memperhatikan fondasinya, maka ketahanan rumah itu pun akan berlangsung lebih lama. Banjir yang melanda tidak akan mudah menggoyahkan dan meruntuhkan rumah itu.

Prinsip tadi Tuhan Yesus pakai, untuk menggambarkan antara orang yang mendengar ucapan-Nya dan mempraktekkannya, dan orang yang cuma mau mendengar tapi tidak mau melakukan.

Buat yang pertama, ia membangun rumah dengan fondasi yang kokoh. Rumahnya tidak goyah. Lain halnya, yang kedua. Orang yang cuma mendengar ucapan Tuhan Yesus tapi tidak meninggalkan jejak perbuatannya. Dia membangun rumah yang gampang goyah.

Keduanya berbeda sikap dan daya tahan satu sama lain, terutama saat menghadapi ujian dan angin kehidupan yang tidak ramah. Orang yang mendengar dan melaksanakan suara atau Firman Tuhan, jiwa dan imannya sangat kokoh. Maka ujian maupun badai kehidupan tidak akan membuat dirinya roboh, tidak akan hanyut, ia tidak bergeming.

Sedangkan orang yang cuma pendengar, ia gampang tumbang dan hanyut oleh badai kehidupan. Tidak sedikit orang yang hanya pendengar firman Tuhan. Mereka menyerah dan dibawa arus kehidupan.

Lain halnya dengan orang yang mencintai Firman Tuhan dan menghayatinya dengan sungguh-sungguh serta terus berjuang untuk mempraktekannya. Orang tipe seperti itu orang yang tangguh. Ketika ujian itu datang dia punya penangkal, punya benteng, dia punya kekuatan sehingga dirinya tidak hanyut dan Tidak roboh.

Saya percaya Saudara senantiasa mendengar Firman Tuhan dan tidak hanya pendengar tetapi juga menjadi pelaku Firman Tuhan. Dengan modal itu disaat Saudara dan saya terpapar sakit, bergumul dan diterpa angin pencobaan. Kita mampu bertahan. Saat itulah kita merasakan manfaatnya. Kita bisa tahan uji, kita bisa bertahan, tidak hanyut, tidak dikalahkan oleh deraan kesulitan.

Jelaslah. Fondasi yang tidak terlihat pandangan mata menjadi letak kekuatan fisik sebuah gedung atau rumah. Iman juga sama tidak terlihat, namun di situlah iman menjadi fondasi kekuatan Anda dan

Terlebih Tuhan yang mencintai kita akan ikut menopang kita. Karena itu, hari ini biarlah kita tak lelah membaca firman Tuhan dan melaksanakannya. Niscaya kita membangun rumah diatas pondasi yang kokoh. Saat ada tantangan dan ada permasalahan hidup. Kita tidak akan bergeser, tidak akan hanyut dan tidak dikalahkan. Kiranya Tuhan bersama.

Kita berdoa: Tuhan, mampukan kami menjadi pribadi yang tegar menghadapi aneka rupa pencobaan hidup. Firman-Mu dan kuasa Roh Kudus menjadi sumber kekuatan kami.

Di hari ini, buat yang berulang tahun. Kiranya Tuhan memberi hati yang gembira, penuh syukur dan kesehatan yang prima di hari istimewa ini.

Tuhan, tumbuhkanlah di hati kami semua agar di masa pandemi yang tidak mudah ini, jiwa solider dan tolong menolong serta saling memberi perhatian.

Dalam nama Yesus, doa ini kami panjatkan. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Lukas 6:47-48