Bersahabat Dengan Alam
Salam sehat dan suka cita, di pagi yang baru ini ibu-bapak, opa-oma dan saudara-saudara yang baik. Kita bersyukur malam hari sebagai karunia Tuhan agar kita bisa beristirahat. Bahan Refleksi Harian: Markus 4:1
Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu
Markus 4:1
Saudaraku, mengajar dan berkotbah ada tempatnya. Bait Allah adalah tempat formal berlangsungnya pengajaran dan kotbah. Jika tidak di tempat itu, paling tidak di tempat ibadah.
Yesus membawa angin baru. Yang belum terjadi sebelumnya. Dia mengajar dan pasti ada unsur kotbahnya, di tempat kurang lazim. Dia mengajar di tepi pantai dan di atas perahu. Animo yang mau mendengar-Nya tinggi. Banyak orang datang.
Kita menemukan metode yang menarik yang Dia lakukan. Di balik lokasi kotbah itu, Dia memanfaatkan fenomena alam. Dalam hal ini Dia menggunakan tiupan angin sebagai media pengantar suara-Nya. Kita tahu, waktu itu belum ada sarana elektronik. Belum ada sound sistem lapangan.
Sungguh cerdas dan jeli. Dengan menggunakan kekuatan tiupan angin, suara Yesus sampai di telinga pendengar-Nya. Pesan pengajaran bisa didengar dengan jelas dan jernih. Alam ikut mendukung pekerjaan dan misi Yesus.
Saudaraku, jadi alam itu harus dimanfaatkan buat kemuliaan Allah. Dalam hal ini, angin mempunyai power meneruskan gema dan suara kebenaran. Bolehlah dikatakan, tindakan Yesus menjadikan alam bersahabat. Alam telah berfungsi positif.
Saudaraku, mungkin kerap mendengar ungkapan bahwa “alam tidak bersahabat dengan manusia”. Ungkapan itu muncul menanggapi bencana banjir, longsor, dsb. Dan berakibat kerugian finansial maupun nyawa. Betulkah? Atau sebaliknya, bencana banjir bandang, longsor, dsb itu akibat dari sikap manusia yang tidak ramah atas alam.
Diakui atau tidak, alam hadir dalam bentuk bencana disebabkan ulah manusia yang eksploitatif, atau menguras tanpa batas. Alam dikeruk manfaat sebesar-besarnya untuk mendapat keuntungan ekonomi. Akhirnya, alam nestapa. Tanah menjadi gundul. Hutan-hutan makin habis. Binatang pun kehilangan habitatnya. Suhu udara makin panas (global warming).
Lalu, apa yang harus dilakukan? Manusia harus tahu batas. Alam yang dikuras terus tanpa lelah, lama kelamaan tidak menjadi berkat. Justru berbalik, alam berpotensi menyulitkan hidup kita. Sekarang saja, suhu panas bisa sangat menyiksa di musim kering. Di musim hujan ancaman banjir, longsor seperti sudah jadi langganan.
Saudaraku, kita ingat, waktu Allah melakukan penciptaan bumi beserta segala isinya, termasuk manusia. Alkitab menyatakan bahwa alam itu “baik”. Dengan demikian maksudnya jelas, alam itu diciptakan dan diberikan kepada manusia agar tetap “baik”. Untuk itu, di saat-saat kita memasuki musim hujan ini, kita perlu membuat alam tetap “baik”.
Bagaimana caranya? Kita mengingat alam milik Allah. Dikelola agar tidak merugikan kita dan anak-cucu kita kemudian. Dan buat kita sendiri, banyak hal kecil tapi bermakna yang dapat kita lakukan. Tanamlah bunga atau tanaman lain sebagai bagian kontribusi kita. Hindari buang sampah semaunya. Sadarkan bahwa sungai bukan tempat pembuangan sampah. Dan banyak lagi. Kita meniru Tuhan kita, di depan Dia, alam bukan musuh dan ancaman tapi bersahabat. Berbuatlah hal yang bersahabat (friendly) dengan alam.
Kita berdoa: Tuhan, kiranya kami dimampukan produktif dalam berbuat baik. Kami tidak jemu dan lemah, terus bersemangat dalam mempraktikkan kebaikan. Dalam hal ini menjaga dan melestarikan alam.
Kami bersyukur Tuhan telah memberi usia yang baru atas Saudara kami. Kiranya hari-hari yang dijalani selama ini disertai berkat, suka cita dan ucapan syukur.
Tuhan, pada hari ini, kami membawa kepadamu orang yang kami kasihi yang masih sakit. Yang dirawat di rumah maupun di rumah sakit. Anugerahkan kondisi kesehatan lebih baik.
Kami berdoa bagi para lansia. Semoga mereka tetap suka cita. Berbahagia bersama keluarga. Di masa pandemi ini, lindungilah mereka dengan kepak sayap-Mu. Dan kami tetap hati-hati serta waspada.
Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin.
Refleksi Harian: Markus 4:1