Patuh Dan Taat
Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Malam telah kita lalui. Kini kita memasuki pagi yang baru di hari yang baru. Mari, kita mesyukuri cinta kasih Tuhan yang telah hadir di hari yang baru. Bahan refleksi harian: Yeremia 35:8
Kami mentaati suara Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami dalam segala apa yang diperintahkannya kepada kami, agar kami tidak minum anggur selama hidup kami, yakni kami sendiri, isteri kami, anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan kami
Yeremia 35:8
Saudaraku, setiap manusia dibentuk oleh lingkungan sosialnya. Jika kita mempunyai 2 orang putra, lalu kirim mereka studi di luar kota. Satu studi di kota Jogja, dan satunya lagi di kota Bandung. Tunggulah empat tahun setelah mereka menuntaskan studinya. Saya yakin, gaya kedua orang itu punya perbedaan.
Cita rasa atas masakan sudah berbeda. Yang satu suka gudeg dan yang satu lagi senang sayur asem, ikan dan daun-daunan. Belum lagi kebiasaan dan cara berkomunikasi pun niscaya satu sama lain punya nuansa berbeda.
Keturunan kaum Rekhab adalah orang asing dan pengungsi di Yerusalem. Nabi Yeremia mengundang mereka. Sesuai pesan firman Tuhan kepada Yeremia agar mereka diundang datang di salah satu ruang di rumah Allah dan dijamu minum anggur.
Makan dan minum anggur sudah hal yang lazim. Anggur merupakan buah istimewa. Bagi tamu yang diundang dan dijamu minum anggur memperlihatkan rasa hormat tuan rumah atas tamunya, sekaligus istimewanya sang tamu.
Saudaraku, undangan nabi Yeremia dipenuhi. Kaum Rekhab menghargai undangan tersebut. Tapi jamuan minum anggur tidak disentuh. Mereka menolaknya. Mereka tidak bersedia meminumnya.
Mengapa? Apakah itu mencerminkan mereka merendahkan jamuan yang disajikan seorang nabi? Apalagi, firman Tuhan sendiri yang meminta nabi melakukannya.
Saudaraku, kaum Rekhab merupakan kaum yang setia memegang ketaatan. Mereka patuh dan konsisten pada pesan orang tua dan leluhur mereka. Yakni, seluruh anggota keluarga kaum itu musti memilih hidup sederhana. Mereka tinggal di kemah, berprofesi pandai besi dan tidak makan atau minum anggur.
Kepatuhan dan ketaatan itu tetap terpelihara meski mereka sedang mengungsi di kota Yerusalem. Kehidupan dan kebiasaan serta pola hidup lingkungan sosialnya tidak menggoyahkan prinsip mereka.
Kaum ini diundang nabi Yeremia tujuannya agar umat Israel melihat sikap ketaatan mereka. Karena saat Yeremia menjadi nabi, umat Israel tidak mau mendengar firman Tuhan dan menaatinya. Nah, dengan mengundang kaum ini supaya orang Israel berkaca diri. Contohlah kaum Rekhab. Terhadap suara manusia saja taat dan patuh tanpa kompromi. Tentu lebih lagi pada firman Tuhan.
Saudaraku, salah satu ciri hidup di kota besar adalah selalu mengikuti perubahan. Hal yang baru datang pergi silih berganti. Lihat saja, misalnya betapa cepatnya model handphone berubah.
Belajar dari kaum Rekhab adalah bagaimana memelihara ketaatan secara konsisten di tengah perubahan. Kota Yerusalem, kota terpenting dan utama, tidak mampu mengubah sikap konsisten mereka atas pesan orang tua dan leluhur.
Saudaraku. Kita pun baiknya bersikap demikian, selain taat dan patuh atas firman Tuhan. Kita juga patut taat dan patuh atas pesan mulia orang tua atau leluhur kita. Mengingat hal itu, seyogyanya kita simpan, jaga dan rawatlah pesan luhur orang tua kita. Kita tidak boleh sia-siakan. Taruhlah di tempat terhormat dan jadikan rujukan kita bertindak, selain Firman Tuhan.
Kita berdoa: Tuhan, kiranya ketaatan dan kepatuhan kepada-Mu kami utamakan. Selain itu, kami taat dan hormat pesan luhur orang tua atau leluhur kami.
Kami mendoakan mereka yang sakit. Kami percaya Engkau tidak tinggal diam melihat anak-anak-Mu terbaring sakit. Mereka yang menjalani perawatan di rumah maupun dirawat di rumah sakit. Kami memohon sembuhkanlah mereka.
Tuhan, Engkau kiranya mengaruniakan hari ini penuh suka cita atas Saudara kami yang berulang tahun. Kiranya suka cita, rasa syukur, panjang umur bersamanya.
Dalam satu nama doa ini dialaskan yakni pada nama Yesus Kristus. Amin.
Refleksi Harian: Yeremia 35:8