Refleksi Harian: Yesaya 53:5

Berkorban Untuk Terkasih

Selamat pagi, ibu-bapak, opa-oma dan Saudara- saudara yang baik. Kita bersyukur bahwa istirahat kita semalam dikawal Allah, sehingga kita bangun dengan kondisi aman dan sehat. Bahan Refleksi Harian: Yesaya 53:5

Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh

Yesaya 53:5

Saudaraku, konon Cyrus pendiri kekaisaran Persia (Iran) sekali waktu menangkap seorang pangeran dan keluarganya. Ketika pangeran dan istrinya menghadap, Cyrus bertanya, “Apa yang akan kau serahkan buatku, jika aku lepaskanmu? Pangeran itu menjawab, “ Separuh dari kekayaanku!”

“Dan bila aku melepaskan anak-anakmu?”. Pangeran itu menjawab, “seluruh kekayaanku kuserahkan padamu”.

“Bagaimana jika aku melepaskan istrimu?”. Pangeran itu berkata, “ Yang mulia, aku akan menyerahkan nyawaku”.

Cyrus tersentuh oleh kesetiaan dan kesediaan pangeran itu berkorban demi istri dan anak2nya. Ia memutuskan membebaskan mereka seluruhnya.

Ketika mereka pulang, pengetan itu berkata kepada istrinya, “bukankah Cyrus seorang yang tampan?”. Dengan sorotan mata penuh kasih, istri pangeran itu berkata, “aku tidak memperhatikan. Aku hanya menatap padamu, seorang yang bersedia menyerahkan nyawanya bagiku”.

Saudaraku, nabi Yesaya menggambarkan sosok hamba yang menderita. Penderitaan yang dipikulnya bukan karena hamba itu berbuat salah. Tetapi, ia lakukan demi pihak yang dikasihinya. Sedangkan yang dikasihinya bukan orang benar.

Hamba Allah itu harus menjalani penderitaan amat berat, sedangkan pihak yang dikasihinya tidak mendapat hukuman. Hamba Allah itu adalah Kristus. Yang berkorban demi kita. Ia yang menjalani hukuman, supaya kita menjadi selamat.

Saudaraku, penderitaan ada dua jenis. Ada penderitaan yang sia- sia, seperti seorang pencoleng yang ditangkap dan dipukuli massa. Babak belur. Sedangkan yang satu lagi penderitaan mulia, bagaikan seorang ibu yang bersalin. Kesakitannya membawa suka cita.

Hari ini, saudaraku, janganlah kita membuat orang menderita. Meski penderitaan itu tidak menyenangkan, lebih baik kita pikul jika itu membawa suka cita dan kebahagiaan bagi orang yang kita cintai. Lihatlah, Cyrus, demi keluarga yakni mereka yang dikasihi, dia siap berkorban. Apalagi, Kristus, Dia bukan saja siap berkorban buat orang yang berdosa. Tetapi, Dia sudah melakukan-Nya.

Kita berdoa: Tuhan, biarlah kami mampu menghargai pengorbanan-Mu. Dengan demikian, kami tidak menyesal jika berkorban waktu, tenaga, pikiran bahkan material buat sesama kami, terlebih orang yang kami kasihi.

Kami mendoakan saudara-saudara yang harus menjalani isoman. Kami mengharap Tuhan menolong mereka semua. Kiranya kelak mereka kembali pulih dan melakukan aktivitas yang bermanfaat.

Kami ikut bersuka cita dan sekaligus mendoakan mereka yang bertambah usia. Di hari istimewa ini, semoga saudara-saudara kami diluapi suka cita, kebahagiaan termasuk keluarganya. Anugerahkan panjang umur dan terus setia dalam pelayanan.

Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Yesaya 53:5