Refleksi Harian: Yohanes 15:13

Kita Sahabat Tuhan

Selamat pagi, Saudara-saudaraku yang baik. Malam telah kita lalui. Kini kita memasuki pagi yang baru di hari yang baru. Mari, kita mesyukuri cinta kasih Tuhan yang telah hadir di hari baru. Bahan refleksi harian: Yohanes 15:13.

Tidak ada kasih yang lebih besar daripada seorang kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya

Yohanes 15:13

Saudaraku, betapa indahnya sapaan yang Tuhan berikan kepada orang percaya, yaitu kita disapa sebagai sahabat. Padahal kita menyadari siapa Tuhan, terlebih kita tahu juga siapa diri kita. Ada suatu perbedaan yang luar biasa antara Tuhan dengan kita, Tuhan itu Maha Sempurna, Maha Baik dan Maha Kuasa. KeberadaanNya adalah Pemilik kehidupan.

Sementara itu, kita sebagai manusia adalah sosok yang rapuh. Dan juga sebagai makhluk ciptaan-Nya yang masih melakukan tindakan-tindakan yang tidak sempurna. Sungguh membesarkan hati, firman Tuhan menyatakan bahwa Tuhan Yesus menempatkan kita orang percaya kepada-Nya sebagai sahabatnya. Tentu itu merupakan sebutan paling indah yang dicatat oleh firman Tuhan untuk siapapun yang percaya kepada-Nya.

Sahabat adalah sebuah kualitas relasi yang mengandung kedekatan antara satu pribadi dengan pribadi yang lain. Relasi antar sahabat selalu menunjukkan adanya kehangatan, keakraban dan saling mengasihi.

Dari relasi persahabatan bisa lahir tindakan-tindakan yang tidak bermaksud merugikan sahabatnya. Bahkan, demi seorang sahabat suatu pribadi tertentu mau melakukan tindakan yang tidak menghitung untung dan rugi. Seperti itulah Tuhan Yesus menempatkan posisi kita karena kita adalah sahabat-Nya.

Dengan demikian, Tuhan Yesus merendahkan diri-Nya. Ia mau menjadi sosok yang amat dekat dengan Kita. Sekaligus Ia bersedia memberikan hal yang paling penting bagi Anda dan saya. Apa itu? Tuhan Yesus sebagai sahabat bersedia memberikan nyawa-Nya buat para sahabat-Nya. Kita tahu, memberikan nyawa merupakan pemberian paling total, sebuah puncak pengorbanan dari sebuah ikatan persahabatan, dan itu jelas pengorbanan yang tidak ada bandingnya.

Saudaraku, Tuhan Yesus mati untuk para sahabatnya dan kita termasuk di dalamnya. Bagaimana dengan kita? kita bisa jadi akan berpikir 10 kali, 100 kali bahkan mungkin ribuan kali jikalau kita harus berkorban nyawa demi seorang sahabat. Namun Yesus melakukan itu.

Jika kita membaca firman Tuhan di bagian lain, di Yesaya 5: 7. Di sana kita bisa melihat karakter manusia, yang mengecewakan. Tuhan berharap bahwa manusia itu dalam hidupnya bertindak adil. Yang ada sebaliknya, manusia bertindak lalim kejam dan tidak punya perasaan. Tuhan mengharapkan bahwa manusia itu berbuat benar. Apa yang terjadi? Manusia malah melakukan keonaran. Tuhan menantikan perbuatan manusia itu seperti anggur manis. Tindakan manusia menjadi anggur asam. Berarti sekali lagi betapa berbedanya hakikat antara manusia dengan Tuhan.

Tuhan Maha Sempurna, Maha baik, sementara kita sebagai manusia sungguh-sungguh sebagai sosok yang betul-betul penuh dengan kelemahan. Betapa kontras perbedaan antara tindakan Tuhan Yesus dan tindakan manusia. Satu sama lain tidak sebanding, bagaikan langit dan bumi, jika warna bagaikan warna putih dan hitam.

Dengan Tuhan Yesus menempatkan kita sebagai sahabat-Nya, berarti Tuhan Yesus menghargai kita, menghargai diri kita termasuk menghargai keberadaan kita. Termasuk Tuhan Yesus menghargai kesehatan kita dan menghargai nyawa kita.

Kita pun harus menghargai apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Kita tidak ingin mengecewakan Tuhan sebagai sahabat. Untuk hal itu, di pagi hari ini, Saya mengajak Anda mensyukurinya. Dan kita berperilaku tidak menodai kualitas persahabatan kita dengan Tuhan. Bagaimanapun, sekali lagi kita berharga sebab sebagai sahabat Tuhan Yesus.

Kita berdoa: Tuhan, kami bersyukur dalam ketidak sempurnaan kami, Engkau bersedia menjadi sahabat orang beriman kepada-Mu. Atas dasar itulah, kami berhati-hati dan waspada agar kesehatan kami terjaga.

Kami mendoakan mereka yang sakit. Kami percaya Engkau tidak tinggal diam melihat para sahabatnya terbaring sakit. Baik mereka yang menjalani isoman maupun sakit lain yang dirawat di rumah sakit. Karena itu, kami memohon sembuhkanlah mereka.

Tuhan, Engkau mengaruniakan hari yang penuh suka cita atas diri Saudara kami yang berulang tahun. Kiranya suka cita, rasa syukur dan kondisi aman beserta mereka.

Dalam satu nama doa ini dialaskan yakni pada nama Yesus Kristus. Amin.

Oleh Pdt. Supriatno

Refleksi Harian: Yohanes 15:13