Refleksi Harian: Yosua 24:15

Setia Beriman

Selamat pagi, ibu-bapak, eyang kung-eyang putri dan saudara-saudaraku yang baik. Kasih dan perlindungan terus berkesinambungan. Seiring datangnya pagi yang baru, kita terus mengecap kasih-Nya. Bahan refleksi harian: Yosua 24:15

Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!

Yosua 24:15

Saudaraku, pada suatu saat langkah hidup kita berada di posisi jalan bercabang. Kita harus memilih melangkah. Kita hendak ke kanan atau ke kiri? Kita hendak memilih jalan bersyukur atau mengeluh. Kita hendak terus tidur atau bangun berangkat kerja. Kita ingin melangkah ke jalan kemajuan atau kehancuran.

Yosua sungguh menghargai umat Israel. Ketika umat itu masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan, di hadapan mereka terbentang pilihan iman yang diyakini. Pilihan itu bercabang, mau ikut Allah Israel. Yang selama 40 tahun membawa mereka dengan selamat memasuki negeri itu. Atau, mereka mau memilih allah orang Amori.

Yosua menghargai umat itu punya akal dan nurani. Sekaligus mereka punya kebebasan. Ia tahu, pilihan iman ini menyangkut bagaimana Israel mengingat masa lalu. Karena mereka tiba di negeri itu karena Allah Israel saja. Dan menyangkut masa depan. Yaitu bagaimana bangsa itu akan setia kepada Allah. Untuk itu, ia tidak memaksakan kehendaknya. Keberimanan adalah pilihan. Pilihan pribadi yang melibatkan akal, hati nurani, pengalaman dan kebebasan.

Yosua sebagai pemimpin selain menawarkan pilihan, ia sendiri memberi contoh. Bahwa ia dan keluarganya menetapkan kepada siapa mereka akan beribadah. Yakni kepada Allah yang terbukti telah melindungi dan menyelamatkan.

Yosua menantang dan mengingatkan. Sebab, Yosua tahu di negeri yang baru selain menjanjikan keindahannya. Tapi, mereka juga bisa tergelincir pada ajakan dan godaan kepercayaan lain. Umat Israel bisa seperti kacang lupa kulitnya. Lupa pada Allah.

Yosua tidak hanya memperhadapkan dengan tantangan pilihan. Ia menyodorkan kepada mereka sikapnya dan keluarganya. Bagi Yosua, ia tidak akan pernah bergeser dari keyakinan yang selama ini diiimani. Dia tidak akan pernah mengganti kepada siapa ia menyembah. Yakni ia dan keluarga tetap beriman dan menyembah Allah.

Pernyataan ini, merupakan pengakuan bahwa Allah yang selama ini terbukti berbuat banyak untuk Israel. Di mata Yosua, posisi Allah tidak bisa dan tidak boleh digantikan oleh allah atau dewa-dewa lain. Pengalaman mengecap 40 tahun, itu lebih dari cukup mengenal kuasa dan karya Allah. Lebih dari cukup membuktikan Allah hadir dan terus mendampingi perjalanan mereka.

Saudara-saudara,

Satu prinsip yang muncul dari pernyataan dan komitmen Yosua adalah keluarga menjadi bagian dari tekadnya. Ia tidak mau memilih cuma untuk dirinya yang menyembah Allah, sedangkan keluarganya tidak.

Bagaimanapun, sebuah keluarga yang satu langkah, satu hati dan satu iman. Hal itu merupakan kondisi yang ideal yang Yosua sampaikan kepada umat Allah. Demikian juga kini, agar kita pun melakukan hal yang sama. Pilihan iman menjadi pilihan bersama sebagai keluarga.

Saudaraku, berkaca pada firman Tuhan, khususnya bagian dari sikap Yosua di atas. alangkah baik dan indahnya kita pun meneladaninya. Kita dan keluarga kita secara utuh percaya dan setia kepada Allah yang terbukti kasih dan kebaikan-Nya atas kita.

Untuk itu, kita patut membentengi seisi rumah kita dengan pendidikan iman, tempaan mental agar mereka tahan bantingan. Tangguh di tengah tantangan.

Kita berdoa: Tuhan, kiranya kami dan keluarga kami tetap memilih terus setia beriman dan beribadah kepada-Mu. Karena Engkaulah Tuhan Penyelamat kami.

Kami berdoa untuk saudara kami yang berulang tahun. Kiranya cinta kasih-Mu melahirkan suka cita dan rasa syukur. Tuhan juga berkenan memberikan panjang umur dan seluruh keluarga berbahagia.

Kami serahkan aktivitas kami sepanjang hari ini. Penyertaan Tuhan merupakan kekuatan dan keindahan hidup kami.

Seluruh doa ini, kami panjatkan dalam nama Yesus, Juru Selamat kami. Amin.

Oleh Pdt Supriatno

Refleksi Harian: Yosua 24:15